Dewan Redaksi Media Group Abdul Kohar. (MI/Ebet)
Abdul Kohar • 2 December 2023 06:13
DUNIA gimik dan rupa-rupa remeh-temeh kian mendapatkan panggung di negeri ini. Sebaliknya, kedalaman, kecerdasan, dan pertarungan pikiran makin ditenggelamkan. Semakin redup dari hiruk pikuk ruang publik.
Persis seperti yang pernah dikatakan penulis dan jurnalis Uruguay, Eduardo Galeano. Dengan sarkas Galeano menulis, 'Kita hidup di dunia ketika pemakaman lebih penting daripada kematian, pernikahan lebih penting daripada cinta, dan fisik lebih penting daripada kecerdasan. Kita hidup dalam budaya wadah yang meremehkan isi'.
Dunia maya dan dunia nyata ditaburi jargon-jargon penuh gimik. Apalagi saat kampanye pemilu tiba seperti hari-hari ini. Di Jakarta dan berbagai tempat lainnya, kita saksikan bertaburan baliho bertuliskan 'politik santuy', 'pilih yang gemoy'. Jargon yang sama menyesaki dunia maya.
Santuy seolah dipromosikan untuk melumerkan protes publik atas masih maraknya ketidakadilan. Gemoy seperti hendak dipertandingkan melawan keluhan publik atas harga-harga pangan dan jerat kehidupan. Belum lagi joget-joget yang disetarakan dengan ide besar mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Nyaris tidak tersisa perdebatan politik yang keras seperti Soekarno, Sjahrir, Hatta, dan Tan Malaka. Situasi senyap juga terlihat saat sebagian orang bicara nasib demokrasi yang kian dipukul mundur, reformasi yang mati suri. Semuanya seperti dipaksa dibawa santuy, tidak ada persoalan serius yang mesti dihadapi.
Di dunia maya, sama saja. Di media sosial, orang ramai lebih banyak bicara gimik, memainkan gimik, memeragakan gimik. Kalaupun ada yang berkomentar, siapa saja bereaksi atas apa saja, tema apa saja. Seolah semuanya ahli, bisa mengomentari, dan memprediksi.
Kepakaran, kata Tom Nichols dalam The Death of Expertise, memang telah mati. Buku itu menyoroti betapa publik luas di era media sosial ini lebih mendengarkan suara para micro-celebrity di medsos ketimbang mengacu para ahli yang jelas-jelas lebih punya kompetensi.
Baca Juga: Anak Muda jangan Terlena Gimik Politik |