Ilustrasi digitalisasi pertanian. Foto: dok Faperta UMSU.
Naufal Zuhdi • 5 September 2024 16:01
Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) terus memacu pemanfaatan digitalisasi sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi nasional. Ekosistem digital dinilai menjadi penentu bagi ketahanan pangan dan smart farming 4.0 terutama dalam menghadapi industri pertanian yang terus berkembang.
Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Ali Jamil mengatakan teknologi dan digitalisasi sejauh ini mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi sekaligus memberikan keuntungan kompetitif bagi para pelaku industri pertanian.
"Yang pasti, sistem pertanian yang terintegrasi dengan teknologi digital mampu meningkatkan semuanya, termasuk juga peningkatan produktivitas dan keberlanjutan," ujar Ali Jamil dikutip dari keterangan tertulis yang diterima pada Kamis, 5 September 2024.
Sebagai gambaran, kata Ali Jamil, Indonesia saat ini tengah dilanda krisis kekeringan panjang akibat gelombang panas paling ganas. Sejalan dengan hal ini, laporan IPCC menunjukkan perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerusakan tanaman hingga 20 persen pada 2050.
Sementara itu, WRI (World Resources Institute) memperkirakan produksi pangan dunia perlu meningkat hingga 100 persen untuk memenuhi kebutuhan lebih dari sembilan miliar penduduk dunia di tahun tersebut. "Karena itu, smart Farming 4.0 menjadi solusi kunci dalam menghadapi tantangan ini," kata dia.
Baca juga: Kementan: Pompa Air Bisa Atasi Kekeringan |