Rupiah Perkasa hingga Tembus di Level Rp15.300-an

Ilustrasi. MI/Moh Irfan.

Rupiah Perkasa hingga Tembus di Level Rp15.300-an

Husen Miftahudin • 27 December 2023 11:20

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan signifikan, pascalibur Hari Raya Natal.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 27 Desember 2023, rupiah hingga pukul 10.34 WIB berada di level Rp15.399 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik sebanyak 85 poin atau setara 0,55 persen dari Rp15.484 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah juga berada di level Rp15.399 per USD, naik hingga 80 poin atau setara 0,51 persen dari Rp15.479 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kuatnya rupiah pagi ini imbas dolar AS yang masih berada di bawah tekanan. Ini terjadi karena ekspektasi Federal Reserve yang akan segera memangkas suku bunga tetap ada di pasar, dengan aliran dana yang tipis pada akhir tahun.

Dengan banyaknya pedagang yang libur secara global hingga Tahun Baru, minggu ini kemungkinan akan melihat volume yang teredam.

Adapun, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, berada di 101,54, tidak jauh dari level terendah lima bulan di 101,42 yang disentuh minggu lalu.

Indeks ini berada di jalur penurunan sebesar 1,9 persen pada 2023 setelah mengalami kenaikan kuat selama dua tahun berturut-turut karena kenaikan suku bunga The Fed untuk melawan inflasi.

Baca juga: Dolar Digempur Data Ekonomi AS, Yen Stabil
 

Gegara inflasi PCE AS


Sementara itu, analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah pada awal perdagangan Rabu pagi menguat setelah data inflasi Indeks Harga Belanja Personal (Personal Consumption Expenditure/PCE) Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah.

"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang kembali melemah setelah data inflasi PCE AS yang lebih lemah," kata Lukman dikutip dari Antara.

Ia menuturkan, inflasi PCE AS pada November 2023 tercatat sebesar 2,6 persen secara year on year (yoy), lebih rendah dari perkiraan konsensus sebesar 2,8 persen.

Sedangkan inflasi PCE inti AS secara month on month (mom) hanya naik 0,1 persen dibandingkan dengan harapan untuk 0,2 persen.
 
Dengan demikian, secara tahunan (yoy) PCE inti AS menjadi sebesar 3,2 persen, di bawah perkiraan sebesar 3,3 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)