Pernyataan Dovish Bos The Fed Bikin Harga Emas Dunia Melejit

Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: Bappebti

Pernyataan Dovish Bos The Fed Bikin Harga Emas Dunia Melejit

Husen Miftahudin • 26 August 2024 11:25

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) terus menunjukkan tren penguatan, dengan bertahan di level USD2.515 per ons selama awal sesi Asia pada perdagangan hari ini. Penguatan ini terjadi di tengah melemahnya dolar AS (USD) yang dipicu dari pernyataan dovish Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Dalam pidato yang disampaikan pada simposium ekonomi tahunan di Jackson Hole, Powell mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September 2024, yang berdampak besar terhadap sentimen pasar.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menilai kombinasi indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan sinyal bullish yang kuat. Harga emas diprediksi akan terus melanjutkan tren utamanya yang cenderung naik.

"Proyeksi harga emas untuk hari ini berpotensi mencapai USD2.430 per ons, dengan catatan momentum bullish ini dapat terus berlanjut jika tidak ada pembalikan tren yang signifikan," ungkap Nugraha dikutip dari analisis harian, Senin, 26 Agustus 2024.

Namun, Nugraha juga memberikan peringatan. Jika terjadi pembalikan arah atau reversal, maka harga emas berpotensi mengalami koreksi hingga mencapai USD2.480 per ons.

Menurut dia, ini menunjukkan adanya volatilitas pasar yang harus diantisipasi oleh para trader dan investor. Kondisi pasar saat ini memerlukan kewaspadaan ekstra, terutama bagi mereka yang terlibat dalam perdagangan emas.

Pernyataan dovish Powell, menyebutkan waktunya telah tiba bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga, menjadi katalis utama yang mendorong harga emas naik. Powell juga mengakui adanya pelemahan di pasar tenaga kerja AS, yang semakin memperkuat spekulasi penurunan suku bunga.

Berdasarkan data CME FedWatch Tool, pasar telah memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan probabilitas mencapai 36,5 persen, naik dari 24 persen pada minggu sebelumnya.

Penurunan suku bunga yang diharapkan ini dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven, karena membuat emas lebih menarik bagi para pemegang mata uang selain USD. Ini tentu saja mendukung proyeksi bullish Nugraha.
 

Baca juga: Harga Emas Stagnan Rp1,420 Juta/Gram
 

Didorong ketegangan geopolitik


Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik yang meningkat juga memainkan peran penting dalam penguatan harga emas.

Pada Minggu pagi, Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat tak berawak ke Israel, yang memicu serangan balasan dari militer Israel di Lebanon selatan. Ketegangan ini, berpotensi meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

"Ketegangan di Timur Tengah seringkali menjadi pemicu kenaikan harga emas karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian global. Dengan demikian, kondisi geopolitik yang tidak stabil ini semakin memperkuat argumen harga emas akan tetap kuat dalam waktu dekat," papar Nugraha.

Secara keseluruhan, prediksi harga emas hari ini menunjukkan prospek yang optimis, didukung oleh kombinasi faktor fundamental dan teknikal.

"Melemahnya dolar AS akibat pernyataan dovish dari Jerome Powell, proyeksi penurunan suku bunga oleh The Fed, erta ketegangan geopolitik yang meningkat, semuanya berkontribusi pada tren bullish," tutup dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)