PBB Tetap Bertahan di Gaza Meskipun Diminta Israel untuk Evakuasi

Warga Gaza diperintahkan untuk evakuasi, PBB memilih bertahan. (Anadolu)

PBB Tetap Bertahan di Gaza Meskipun Diminta Israel untuk Evakuasi

Marcheilla Ariesta • 28 August 2024 06:38

Jenewa: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertekad tetap berada di Gaza untuk mengirimkan bantuan penyelamat nyawa. Ini mereka lakukan meskipun menerima perintah evakuasi dari Israel.

“Pengiriman bantuan kemanusiaan terus berlanjut – sebuah prestasi luar biasa mengingat kami beroperasi di pinggiran paling atas dengan risiko yang dapat ditoleransi,” kata Gilles Michaud, wakil sekretaris jenderal untuk keselamatan dan keamanan, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The National, Rabu, 28 Agustus 2024.

Operasi bantuan kemanusiaan PBB di daerah kantong itu terpaksa dihentikan pada Senin setelah perintah pengungsian baru dari Israel untuk Deir Al Balah di Jalur Gaza bagian tengah.

Michaud mengatakan, pekerja kemanusiaan telah menjadi sasaran selama krisis Gaza, yang sejauh ini merupakan yang paling mematikan yang pernah tercatat bagi PBB.

Ia menambahkan, PBB kehabisan tempat aman untuk stafnya sendiri.

“Akhir pekan ini (militer Israel) hanya memberi pemberitahuan beberapa jam untuk memindahkan lebih dari 200 personel PBB dari kantor dan tempat tinggal mereka di Deir Al Balah, pusat kemanusiaan yang penting,” kata Michaud.

“Waktunya sangat tepat, dengan dimulainya kampanye vaksinasi polio besar-besaran yang dijadwalkan minggu depan, yang mana sejumlah besar staf harus memasuki wilayah tersebut,” sambungnya.

Perintah militer Israel untuk mengosongkan sebagian Deir Al Balah “segera” memicu kepergian cepat warga sipil dan pemindahan pekerja PBB dan LSM.

Israel mengatakan pada Senin bahwa militernya sedang mencari “agen teroris” di Deir Al Balah saat berupaya membongkar “infrastruktur teroris yang tersisa” milik Hamas.

Perintah tersebut memengaruhi 15 tempat yang menampung pekerja bantuan PBB dan LSM, gudang, pabrik desalinasi, dan fasilitas medis, termasuk Rumah Sakit Martir Al Aqsa, salah satu dari sedikit yang masih beroperasi di Gaza.

Sejak meningkatnya permusuhan, hanya sekitar 11 persen dari Jalur Gaza yang tidak mengalami pemindahan paksa. Hal ini diungkapkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA).

Menurut UNOCHA, antara 19 dan 24 Agustus, lima perintah baru dikeluarkan oleh militer Israel.

“Ini jumlah perintah terbesar dalam satu minggu sejak dimulainya krisis,” kata pernyataan UNOCHA.

Sebanyak 16 perintah telah dikeluarkan pada Agustus sejauh ini.

Namun PBB bersikeras akan tetap berada di Gaza.

“Kita perlu menemukan solusi,” kata seorang pejabat PBB pada hari Senin.

“Dan jika itu berarti kita perlu berlabuh selama 24 hingga 48 jam dan mengatur ulang, kita akan melakukannya. Kita tidak akan pergi. Saat ini, tantangannya adalah menemukan tempat di mana kita dapat mengatur ulang dan beroperasi secara efektif,” lanjutnya.

Namun, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan bahwa kondisi di Gaza membuat PBB “sangat sulit” untuk melakukan pekerjaannya.

“Kita melakukan apa yang kita bisa dengan apa yang kita miliki,” kata Dujarric.

“Saya tidak ingin menggunakan istilah 'perbaikan'. Saya kira kita sudah katakan sejak awal, ini adalah penyampaian dengan memanfaatkan setiap peluang, memanfaatkan setiap celah yang dapat kita tutup. Jadi setiap situasi dinilai hari demi hari, jam demi jam, dan kita menarik konsekuensi dari kesimpulan itu,” ucap dia.

Perkembangan terakhir terjadi saat badan-badan PBB berencana untuk melakukan vaksinasi massal setelah kasus polio pertama di Gaza dalam 25 tahun ditemukan dalam beberapa minggu terakhir.

Baca juga: PBB Sebut Operasi Bantuan di Gaza Terhenti Karena Perintah Evakuasi Israel

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)