Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (EPA-EFE)
Rusia Tuduh Zelensky Hambat Upaya Damai Jelang Pertemuan dengan Trump
Willy Haryono • 27 December 2025 13:51
Moskow: Pemerintah Rusia menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sekutu-sekutu Eropanya berusaha menggagalkan rencana damai yang ditengahi oleh Amerika Serikat. Tuduhan ini muncul saat Zelensky dijadwalkan bertemu dengan Presiden Donald Trump di Florida akhir pekan ini untuk membahas proposal penghentian perang.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan bahwa Kyiv dan para pendukungnya di Uni Eropa berupaya menyabotase negosiasi yang sedang berjalan. Menurutnya, keberhasilan kesepakatan akan sangat bergantung pada kemauan politik pihak Ukraina.
Zelenskyy dijadwalkan bertemu Trump pada hari Minggu untuk membahas revisi rencana damai 20 poin. Proposal tersebut mencakup kemungkinan pembekuan pertempuran di sepanjang garis depan saat ini, jaminan keamanan, serta pengaturan ekonomi.
Dalam pernyataan terpisah, Zelensky mengatakan kesiapannya untuk membawa rencana akhir tersebut ke referendum nasional jika mengharuskan adanya keputusan yang sangat sulit terkait wilayah kedaulatan. Ia menekankan, bahwa gencatan senjata minimal selama 60 hari diperlukan untuk menyelenggarakan pemungutan suara secara sah dan aman.
"Jika gencatan senjata tidak terlaksana, tingkat partisipasi dan legitimasi referendum akan terancam," ujar Zelensky, seperti dikutip TRT World, Sabtu, 27 Desember 2025. Ia menambahkan, bahwa negosiasi telah mencapai tahap yang memerlukan keterlibatan tingkat presiden agar konflik dapat diselesaikan secepat mungkin.
Di tengah percepatan upaya diplomasi, Rusia belum menunjukkan tanda-tanda melunakkan posisinya. Moskow tetap menuntut Ukraina menarik pasukan sepenuhnya dari wilayah timur dan membatalkan niat bergabung dengan NATO sebagai syarat yang selama ini ditolak keras oleh Kyiv.
Sementara itu, intensitas konflik di lapangan tetap tinggi. Pasukan Rusia menghantam kota Kharkiv di timur laut Ukraina dengan bom udara berpemandu pada hari Jumat yang menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai delapan lainnya.
Gubernur Oblast Kharkiv, Oleg Synegubov, melaporkan bahwa serangan tersebut menghantam area sipil dan merusak bangunan pemukiman serta kendaraan warga. Hingga saat ini, Rusia belum memberikan komentar terkait serangan yang menurut otoritas Ukraina tidak menyasar fasilitas militer tersebut. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Zelensky Bertemu Utusan AS, Rusia Klaim Nego Damai Berjalan Bertahap