Korban Banjir di Bireuen Kekurangan Tenda dan Air Bersih

Korban banjir Gampong Blang Panjoe, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, berada di rumahnya yang tertimbun lumpur, Selasa, 2 Desember 2025. ANTARA/M Haris SA

Korban Banjir di Bireuen Kekurangan Tenda dan Air Bersih

Silvana Febiari • 2 December 2025 22:10

Bireuen: Ratusan korban banjir yang mengungsi di meunasah Gampong Blang Panjoe, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh membutuhkan tenda. Di rumah ibadah tersebut, ada 700-an warga korban banjir yang mengungsi.

"Pengungsi di meunasah ini membutuhkan tenda. Memang ada beberapa tenda yang sudah didirikan, tetapi pengungsi terus bertambah di tempat ini," kata Abu Bakar, koordinator pengungsi meunasah Gampong Blang Panjoe, dikutip dari Antara, Selasa, 2 Desember 2025. 

Pengungsi di meunasah tersebut tidak hanya dari gampong atau desa setempat, tetapi juga dari beberapa desa lainnya di Kecamatan Peusangan. Selain tenda, kebutuhan mendesak lainnya adalah kebutuhan pokok seperti beras dan lauk pauk, serta air bersih untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK).

"Memang ada distribusi air bersih dari PDAM, tetapi kurang mencukupi karena banyaknya pengungsi. Kami juga ada berharap ada bantuan untuk kebutuhan pengungsi lanjut usia maupun balita," ujar Abu Bakar. 
 


Menyangkut dapur umum, Abu Bakar mengatakan sudah tersedia yang dikelola relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kabupaten Bireuen. Dapur umum itu menyediakan makanan bagi korban bencana setiap hari.

Pengungsian di meunasah itu sudah berlangsung sejak satu minggu lalu. Para korban tinggal cukup lama karena rumah mereka masih tertimbun.

"Kami belum tahu kapan pulang karena rumah kami sebagian besar tertimbun lumpur material banjir hingga sepinggang orang dewasa, belum dibersihkan. Begitu juga dengan akses jalan di pemukiman, masih berlumpur sebetis orang dewasa," jelas Abu Bakar.


Pengungsi korban banjir di Masjid Jamik Ulee Tutue, Kecamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen, Aceh, Selasa, 2 Desember 2025. ANTARA/M Haris SA

Masyarakat, kata Abu Bakar, mengharapkan pemerintah daerah membantu memberihkan lumpur agar mereka dapat kembali ke rumah masing-masing. Sebab, mereka tidak sanggup jika harus membersihkan lumpur sendiri-sendiri.

"Jika dibersihkan sendiri-sendiri, membutuhkan waktu lama dan biaya tidak sedikit. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah daerah segera membantu pembersihan lumpur di rumah korban banjir," tandasnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Silvana Febiari)