Ini yang Jadi Penentu Arah Emas Pekan Depan

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Ini yang Jadi Penentu Arah Emas Pekan Depan

Eko Nordiansyah • 6 December 2025 12:18

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) bergerak stabil dengan bias menguat pada perdagangan hari ini, didukung oleh melemahnya dolar AS serta meningkatnya permintaan aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Pergerakan emas masih berada dalam tekanan bullish, meski risiko pembalikan arah tetap perlu diwaspadai jika sentimen pasar berubah dalam waktu cepat. Emas mendapat dorongan positif setelah data ketenagakerjaan AS menunjukkan hasil yang mengecewakan.

Penurunan pada laporan pekerjaan sektor privat memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat mulai mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Kondisi ini membuat biaya peluang memegang aset non-yield seperti emas menjadi lebih rendah, sehingga meningkatkan minat investor.

"Jika tekanan bullish berlanjut, XAUUSD berpotensi naik menuju level USD4381 pada minggu depan," kata Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 6 Desember 2025.
 



(Ilustrasi. Foto: Dok Bappebti)

Area tersebut menurutnya akan menjadi resistensi penting untuk mengukur kekuatan momentum lanjutan. Namun ia juga mengingatkan adanya kemungkinan skenario alternatif.

"Jika terjadi reversal dan harga menembus key point di USD3867, maka ada potensi penurunan lebih lanjut menuju USD3718 pada minggu depan," tambahnya.

Selain itu, dolar AS mengalami pelemahan dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, memberikan ruang bagi XAU/USD untuk bergerak lebih tinggi. Karena emas dihargakan dalam dolar, depresiasi greenback membuat logam mulia ini menjadi lebih terjangkau bagi investor global, sehingga meningkatkan volume pembelian.

"Ketidakpastian makroekonomi, potensi perlambatan global, serta meningkatnya kebutuhan diversifikasi risiko turut mendukung aliran modal masuk pada aset safe-haven tersebut," kata dia.

Perkembangan kebijakan moneter The Fed

Namun, Andy menegaskan bahwa arah pergerakan emas tetap sangat sensitif terhadap perkembangan kebijakan moneter The Fed serta rilis data ekonomi utama seperti inflasi, PCE, PMI, dan NFP.

"Jika dolar AS bangkit kembali karena sinyal hawkish baru dari The Fed, data ekonomi AS yang kuat, atau kenaikan yield obligasi, harga emas berpotensi kembali tertekan dalam jangka pendek," ujar Andy.

Dari sisi sentimen global, risiko geopolitik, ketegangan perdagangan, serta potensi ketidakstabilan pasar terus memperkuat fungsi emas sebagai lindung nilai. Jika ketidakpastian meningkat, maka permintaan emas berpotensi menguat lebih agresif.

"Secara keseluruhan, harga emas hari ini masih ditopang sentimen dovish The Fed dan pelemahan dolar AS, namun tetap rentan koreksi apabila rilis data ekonomi AS kembali memberikan kejutan positif atau bank sentral memberikan sinyal kebijakan yang lebih ketat. Bagi pelaku pasar, minggu ini menjadi fase krusial dalam menentukan arah tren emas berikutnya," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)