Surat Pemecatan Ketum PBNU Gus Yahya Disabotase, Begini Kronologinya

Wasekjen PBNU Nur Hidayat. Foto: Metro TV/Siti Yona

Surat Pemecatan Ketum PBNU Gus Yahya Disabotase, Begini Kronologinya

Siti Yona Hukmana • 27 November 2025 16:36

Jakarta: Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Wasekjen PBNU) Nur Hidayat membeberkan kronologi sabotase sistem digdaya persuratan PBNU. Sabotase terjadi usai KH Yahya Kholil Staquf alias Gus Yahya dipecat dari jabatan Ketum PBNU.

Gus Nur menyampaikan pada Selasa, 25 November sekitar pukul 21.22 WIB, H. Faisal Saimima dihubungi oleh Khaerun Nusuf, selaku Staf Syuriyah yang memiliki role sebagai Staf Surat Keluar dalam platform Digdaya Persuratan untuk membubuhkan stempel atas Surat Edaran Nomor 4785/PB.02/A.II.10.01/99/11/2025. Surat itu tentang Tindak Lanjut Hasil Rapat Syuriyah yang telah ditandatangani oleh KH. Afifuddin Muhajir dan KH Ahmad Tajul Mafakhir.

"Meski berstatus sebagai Super Admin, ternyata hak untuk membubuhkan stempel telah dihapus dari akun Faisal Saimima," kata Gus Nur dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 27 November 2025.
 


Kemudian, pukul 21.54 WIB, Nur Hidayat mengonfirmasi kepada Tim Peruri terkait siapa yang mencabut hak stampling surat untuk akun setjen@nu.or.id dan day@seblak.net. Tim Peruri mengonfirmasi bahwa kedua akun masih terdaftar sebagai pemegang otoritas untuk membubuhkan stempel.

"Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat aksi sabotase dari Tim Project Management Office (PMO) Digdaya PBNU terhadap dua akun tersebut," ujar Gus Nur.

Lalu, Gus Nur melanjutkan di tengah-tengah komunikasi dan koordinasi untuk proses pembubuhan stempel surat Nomor 4785 tersebut, tampilan layar pratinjau surat Nomor 4785 yang sebelumnya tampak normal di layar, tiba-tiba berubah menjadi tampilan kode script yang tidak terbaca sama sekali. Kejadian tersebut berlangsung sangat cepat, dan baru disadari beberapa menit kemudian.

"Rusaknya tampilan pratinjau tersebut berlangsung hingga Rabu pagi, 26 November 2025. Personel Tim PMO Digital Digdaya yang dihubungi tidak memberikan respons sama sekali.

Setelah melakukan berbagai upaya dan pendekatan yang bersifat extraordinary, tampilan layar pratinjau tersebut sempat kembali normal pada Rabu pukul 08.56 WIB. Tampilan layar pratinjau Surat Nomor 4785 pada pukul 08.56 WIB inilah yang kemudian beredar dan dibantah keabsahannya dalam surat Nomor 4786.

"Terkait dengan subtansi yang tercantum dalam surat Nomor 4785, Pengurus Besar Syuriyah menyatakan hal tersebut sah sesuai dengan fakta-fakta kronologis yang diungkapkan dalam surat dimaksud," ujar Nur Hidayat.

Wasekjen PBNU ini mengatakan pihaknya merekam catatan upaya sabotase itu sejak Selasa, 21 Oktober 2025. Dalam catatan, Tim PMO Digital menginformasikan telah menerima arahan dari Waketum Bidang OKK agar pemegang otoritas stempel yang lama dibatasi tiga saja, dengan menghapus akun Rais Aam (rais.aam@nu.or.id), yang merupakan akun resmi Rais Aam pengurus PBNU.

Pada saat yang sama, Waketum Bidang OKK memerintahkan untuk menambahkan dua Wasekjen Bidang OKK (A Syarif Munawi dan Faisal Saimima) sebagai Super Admin dan pemegang otoritas stempel. Seiring berjalannya waktu, pada 25 November 2025 pukul 21.25 disimpulkan bahwa basis legitimasi moral sudah tidak ada, karena diyakini ada proses sabotase.

Pada Rabu, 26 November 2025 sekitar pukul 19.22 WIB, dua akun Staf Pengurus Besar Syuriyah yang sebelumnya mempunyai peran sebagai Staf Surat Keluar telah dinonatifkan oleh Tim PMO Digital tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kedua akun tersebut atas nama Sdr. Khaerun Nufus dan Sdr. Abdul Sidik.

Penonaktifan kedua akun tersebut tidak berselang lama setelah Rais Aam menggelar Silaturrahim dengan PWNU se-Indonesia yang dilaksanakan di Hotel Sultan Jakarta.

"Dengan dihapuskannya kedua akun Staf Surat Keluar tersebut, maka Pengurus Besar Syuriyah telah dibekukan secara sepihak oleh oknum-oknum Pengurus Besar Tanfidziyah dengan memanfaatkan tangan Tim PMO Digital PBNU," terang Gus Nur.

Logo Nahdlatul Ulama. Foto: Dok Istimewa

Adapun, Gus Yahya dipecat dari jabatan Ketum PBNU per Rabu, 26 November 2025 per pukul 00.45 WIB. Gus Yahya tidak lagi memiliki wewenang dan hak untuk menggunakan atribut, fasilitas dan/atau hal-hal yang melekat kepada jabatan Ketua Umum PBNU maupun bertindak untuk dan atas nama Perkumpulan Nahdlatul Ulama.

Pemberhentian Gus Yahya atas dasar tiga hal. Yakni mengundang orang yang terbukti zionis Israel, melanggar misi akademi kepemimpinan NU, dan kaderisasi tertinggi di NU, dan terkait tata kelola keuangan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)