NEWSTICKER

Perkembangan Pasar Karbon Jadi Kesempatan Masa Depan Keberlanjutan Indonesia

Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Perkembangan Pasar Karbon Jadi Kesempatan Masa Depan Keberlanjutan Indonesia

Angga Bratadharma • 4 June 2023 12:02

Jakarta: Aksi iklim yang dilakukan akan menentukan apakah komunitas global dapat mencapai target jangka panjang Paris Agreement atau tidak dan bisa membatasi kenaikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) global secepat mungkin. Selain itu, menguranginya dengan cepat sesuai ketersediaan sains dan teknologi saat ini.

Paris Agreement mensyaratkan setiap negara untuk menyusun strategi dan mengkomunikasikan aksi iklimnya usai 2020 atau disebut sebagai Nationally Determined Contributions (NDC). NDC ini memuat upaya dari setiap negara untuk mengurangi emisi nasional dan beradaptasi dengan efek perubahan iklim.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kredit karbon merupakan salah satu implementasi kunci dalam mewujudkan NDC. Secara global, minat terhadap pasar karbon semakin meningkat dengan 83 persen dari NDC menyatakan rencana untuk menggunakan mekanisme pasar internasional sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Berangkat dari hal itu, Head of Treasury & Markets Bank DBS Indonesia Puneet Punj mengatakan, DBS Bank Ltd (Bank DBS) mengadakan sesi berbagi pengetahuan terkait kredit karbon dan perkembangannya kepada para pemangku kepentingan Pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian Keuangan, OJK, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Topik keberlanjutan merupakan tanggung jawab bersama dan dalam beberapa tahun terakhir kami melihat kenaikan minat dan inisiatif dari banyak negara untuk mengembangkan pasar karbon kredit mereka," kata Puneet Punj, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 4 Juni 2023.

"DBS Group dan Bank DBS Indonesia telah membantu dan mendukung banyak institusi di tingkat regional untuk mencapai tujuan keberlanjutannya dengan praktik dan solusi yang terbaik," tambahnya.

Dirinya mengeklaim Bank DBS Indonesia aktif melibatkan diri dan memberikan advokasi kepada institusi dan perusahaan yang ingin melakukan transisi bisnis ke arah yang lebih berkelanjutan. Unit bisnis IBG bersama T&M Bank DBS Indonesia mampu menyediakan solusi yang sesuai dan juga inovatif dalam hal risiko manajemen, keuangan, investasi, dan berbasis ESG.

"Pendekatan keberlanjutan Bank DBS didasari oleh tiga pilar, yaitu responsible banking, responsible business practice, and impact beyond banking," ucapnya.

Pada 2020, DBS meluncurkan Kerangka Kerja dan Taksonomi Transisi Keuangan Berkelanjutan pertama di dunia. Selain itu, DBS merilis rangkaian laporan dan panduan, termasuk Path to Net Zero yang mengindikasikan sembilan sektor dekarbonisasi.

"Bank DBS adalah salah satu pemegang saham pendiri dari Climate Impact X (CIX), sebuah bursa karbon global yang berbasis di Singapura," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Angga Bratadharma)