Jakarta:
Koperasi diharapkan terus mendukung peningkatan produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit petani, yang saat ini rata-rata masih sekitar 700 kilogram (kg) per hektare (ha) per tahun. Rendahnya produktivitas disebabkan penggunaan bibit yang belum bersertifikat dan praktik pemupukan yang belum sesuai standar.
Hal ini salah satunya disokong PT Perkebunan Milano, salah satu anak perusahaan Wilmar Group, yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) Program Kebun Kemitraan dengan Koperasi Produsen Seira Mandiri Jaya di Desa Sei Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara. Program ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung peningkatan kesejahteraan petani di sekitar wilayah operasionalnya.
Dalam kesepakatan tersebut, PT Perkebunan Milano akan memberikan dukungan kepada anggota koperasi berupa pembinaan teknis, akses permodalan, serta jaminan pemasaran hasil panen. Melalui kemitraan ini, masyarakat mendapatkan kesempatan untuk mengelola kebun plasma secara lebih baik dan berkelanjutan.
"Petani memang sudah menanam
sawit, tetapi masih seadanya karena kami hanya tahu cara menanam. Dengan MoU ini, kami berharap produktivitas bisa mendekati standar perusahaan," kata Ketua Koperasi Produsen Seira Mandiri Jaya Edi Saputra di sela Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Kemitraan Koperasi Produsen Seira Mandiri dengan PT Perkebunan Milano, dikutip dari siaran pers, Jumat, 3 Oktober 2025.
Pada tahap awal, program kemitraan plasma akan mencakup sekitar 71 ha, dan selanjutnya diperluas menjadi 115 ha. Program ini akan diikuti oleh 38 petani anggota koperasi. "Dengan pendampingan ini, kami optimistis bisa mencapai kesejahteraan yang lebih baik,” tegas dia.
(Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Dokumen Ditjenbun Kementan)
Tingkatkan perekonomian daerah
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Agussalim Ritonga mengapresiasi komitmen perusahaan yang telah mematuhi regulasi terkait pembentukan plasma. Dia menilai program tersebut akan memberikan kontribusi nyata bagi petani dan perekonomian daerah.
"Kami sangat mengapresiasi, karena program ini akan membawa dampak cukup besar bagi peningkatan ekonomi di daerah," ungkap dia.
Pada kesempatan yang sama, Head Social Security and License Wilmar Yudha Adri menegaskan pentingnya harmonisasi antara masyarakat dan perusahaan. Pihaknya akan terus memastikan manfaat usaha perkebunan dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat sekitar.
"Masyarakat merupakan bagian penting dalam operasional perusahaan, sehingga kami berkomitmen untuk terus melanjutkan program-program bersama masyarakat," kata Yudha.