Hamas siap bebaskan sandera Israel dalam kesepakatan gencatan senjata. Foto: Anadolu
Kairo: Israel dan Hamas telah memulai putaran pertama perundingan tidak langsung di Mesir untuk membahas akhir perang yang telah berlangsung hampir dua tahun di Gaza dan Tepi Barat. Perundingan akan mencakup pertukaran tawanan perang.
Perundingan dimulai Senin 6 Oktober 2025, dengan para delegasi pertama-tama berupaya menetapkan persyaratan dasar untuk pembebasan semua tahanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina.
Delegasi Hamas, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, yang menjadi target Israel dalam upaya pembunuhan bulan lalu, diperkirakan akan bertemu dengan para mediator dari Mesir dan Qatar sebelum melanjutkan pertemuan "sangat rahasia" dengan delegasi Israel.
Selain mediator Mesir dan Qatar, Gedung Putih juga mengirimkan utusan Timur Tengah Steve Witkoff dan menantu sekaligus penasihat Presiden Donald Trump, Jared Kushner, ke Mesir pada hari Rabu untuk bergabung dalam negosiasi, menurut Times of Israel.
Trump, dalam postingannya di Truth Social, mengatakan bahwa ia telah "diberitahu bahwa tahap pertama harus diselesaikan minggu ini, dan saya meminta semua orang untuk BERGERAK CEPAT. WAKTU SANGAT PENTING ATAU, PERTUMPAHAN DARAH BESAR AKAN TERJADI -- SESUATU YANG TAK INGIN DILIHAT SIAPA PUN!"
Para pemimpin Hamas pada Jumat 2 Oktober mengatakan mereka akan membebaskan semua sandera Israel, baik yang hidup maupun yang mati, dan siap untuk berunding guna mengakhiri perang di Gaza yang dimulai ketika Hamas dan sekutunya menyerang, membunuh, dan menculik warga sipil Israel pada 7 Oktober 2023.
Pada Sabtu 3 Oktober, Israel bersiap untuk gencatan senjata dan pembebasan para sandera yang tersisa -,Hamas diyakini masih memiliki 47 sandera Israel, 27 di antaranya diduga tewas,- setelah kelompok militan tersebut menyetujui sebagian dari rencana perdamaian yang diusulkan oleh pemerintahan Trump.
Pada Sabtu, Israel menyetujui garis penarikan awal di Gaza dan memberi tahu Hamas bahwa gencatan senjata akan segera berlaku setelah Hamas mundur, meskipun Israel melanjutkan serangan udara di Gaza pada Minggu 4 Oktober 2025.
Menurut
al-Jazeera, rencana perdamaian yang diusulkan meliputi:
- Setelah permusuhan berakhir, Hamas diwajibkan membebaskan semua tawanan, baik yang hidup maupun yang mati, dalam waktu 72 jam.
- Israel akan membebaskan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di tahanan Israel, di samping 1.700 orang yang ditahan selama perang.
- Ketika Hamas melucuti senjatanya, militer Israel akan ditarik dari Gaza, pasukan internasional akan dikerahkan, dengan Trump dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengendalikannya.
- Pemerintahan sementara untuk menjalankan Gaza, dengan Hamas, beserta seluruh infrastrukturnya, dilarang dan dibongkar.
- Bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar akan diizinkan untuk didistribusikan oleh "badan-badan internasional yang netral."
Menjelang dimulainya perundingan, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan bahwa "tujuan utamanya adalah segera kembali ke proses politik damai yang mengarah pada solusi dua negara."
Di Ruang Oval pada Senin sore, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa menurutnya, "kami melakukannya dengan sangat baik dan saya pikir Hamas telah menyetujui hal-hal yang sangat penting."