Kebijakan Fed hingga Pertemuan Trump-Xi Jinping Bikin Aset Kripto Melempem

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Kebijakan Fed hingga Pertemuan Trump-Xi Jinping Bikin Aset Kripto Melempem

Husen Miftahudin • 1 November 2025 12:31

Jakarta: Pasar global dan aset kripto mengalami konsolidasi signifikan menyusul pengumuman kebijakan moneter terbaru The Federal Reserve (The Fed) dan menjelang pertemuan dagang Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Investor global bersiap menghadapi potensi volatilitas tinggi, menimbang arah suku bunga dan risiko geopolitik yang masih mengintai.

The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen sampai 4,00 persen, sesuai ekspektasi pasar. Meskipun langkah ini biasanya menjadi katalis positif bagi aset berisiko, harga bitcoin justru terkoreksi dari USD116.400 menjadi USD109.200, mencerminkan fenomena 'buy the rumor, sell the news', di mana investor yang telah membeli sebelumnya melakukan realisasi keuntungan pascapengumuman resmi.

Di sisi lain, ketegangan dagang AS-Tiongkok menambah lapisan risiko, menahan aliran modal ke aset berisiko. Meski kesepakatan parsial sebagian tercapai, riwayat negosiasi antara kedua negara menunjukkan hasil akhir sering kali tidak sesuai ekspektasi pasar. Pertemuan Trump-Xi di Busan, Korea Selatan, berlangsung selama lebih dari 1,5 jam dan menjadi pertemuan tatap muka pertama sejak Trump kembali menjabat. 

Trump mengumumkan pengurangan tarif impor Tiongkok dan menyatakan isu akses bahan baku rare earths (tanah jarang) telah diselesaikan. Xi menekankan kedua negara telah mencapai konsensus untuk menyelesaikan 'isu perdagangan utama' dan akan bekerja sama di bidang imigrasi ilegal, penipuan siber, pencucian uang, dan kecerdasan buatan.

Di tengah dinamika global, aset kripto mengalami koreksi moderat, dengan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) masing-masing turun 1,66 persen dan 1,64 persen, sehingga kapitalisasi pasar turun sekitar 0,77 persen. Fenomena ini menunjukkan harga aset digital tidak hanya dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga, tetapi juga oleh ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi global dan sentimen geopolitik yang berkembang.

"Konsolidasi harga yang kita lihat saat ini sejatinya mencerminkan mekanisme adaptasi pasar digital terhadap kondisi makroekonomi global yang berubah cepat. Investor tidak lagi hanya bereaksi terhadap angka-angka suku bunga atau kebijakan moneter, tetapi mulai menilai konteks keseluruhan, dari geopolitik, arus modal institusional, hingga psikologi pasar. Koreksi yang terjadi setelah pengumuman The Fed adalah contoh nyata dari perilaku pasar yang semakin rasional," ungkap Vice President Indodax Antony Kusuma dalam keterangan tertulis, Sabtu, 1 November 2025.

Ia menambahkan, pertemuan Trump-Xi menegaskan faktor geopolitik masih menjadi salah satu penggerak utama sentimen investor. Kesepakatan tarif dan penyelesaian isu rare earths memberikan sinyal positif, tetapi pasar cenderung menunggu implementasi nyata sebelum benar-benar bereaksi.

"Investor kripto yang bijak akan memanfaatkan volatilitas ini untuk melakukan akumulasi, bukan sekadar ikut tren harga," tegas dia.
 

Baca juga: Harga Bitcoin Turun ke Rp1,88 Miliar Hari Ini


(Ilustrasi. Foto: dok KBI)
 

Volatilitas jadi peluang strategis


Menurut Antony, investor kripto harus melihat volatilitas sebagai peluang strategis. Sebab pasar digital tidak seperti pasar tradisional; perubahan harga yang tajam menciptakan momen bagi investor untuk mengoptimalkan portofolio.

"Kuncinya adalah disiplin, diversifikasi, dan pemahaman fundamental aset. Mereka yang mampu membaca konteks ekonomi global dan perilaku institusional akan lebih siap menghadapi ketidakpastian jangka pendek, sekaligus memaksimalkan potensi keuntungan jangka panjang," saran dia.

Lebih jauh, Antony menekankan pentingnya pemahaman interaksi antara kebijakan moneter dan sentimen pasar digital. Pemangkasan suku bunga dan pertemuan Trump-Xi Jinping memberi sinyal likuiditas, tetapi efeknya selalu bersifat relatif terhadap kondisi ekonomi riil dan ekspektasi investor.

"Investor yang hanya melihat angka nominal bisa terseret emosi pasar. Mereka yang sukses adalah mereka yang mampu menilai risiko, menghitung probabilitas, dan memanfaatkan koreksi harga sebagai strategi akumulasi yang terukur," urai dia.

Kombinasi kebijakan moneter The Fed dan isu perdagangan internasional menciptakan tekanan pada aset digital, sekaligus menawarkan peluang bagi investor yang disiplin. Investor institusional menunjukkan kedewasaan dengan memanfaatkan koreksi untuk akumulasi, sementara investor ritel disarankan selalu memperbarui informasi, menyesuaikan strategi, dan melakukan analisis mandiri sebelum mengambil keputusan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)