Militer ikut aksi unjuk rasa di Madagaskar. (Facebook)
Riza Aslam Khaeron • 15 October 2025 10:25
Antananarivo: Kudeta militer terjadi di Madagaskar pada Selasa, 14 Oktober 2025, setelah Presiden Andry Rajoelina secara resmi dimakzulkan oleh parlemen. Tidak lama berselang, satuan militer elite bernama CAPSAT mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan dan akan membentuk dewan militer transisi untuk menjalankan pemerintahan sementara.
Mengutip laporan The Guardian, Kolonel Michael Randrianirina, komandan CAPSAT, membacakan pernyataan resmi di kantor pemerintah di Antananarivo bahwa mereka akan membentuk dewan berisi perwira dari angkatan darat, gendarmerie, dan kepolisian. Dewan tersebut akan menunjuk seorang perdana menteri untuk membentuk pemerintahan sipil dalam waktu dekat.
"Kami telah mengambil alih kekuasaan," ujar Randrianirina melansir the Guardian.
Langkah militer ini terjadi hanya beberapa menit setelah Majelis Rendah parlemen memberikan suara untuk memakzulkan Presiden Rajoelina dengan tuduhan meninggalkan tugas. Presiden sendiri sebelumnya telah membubarkan parlemen dalam upaya mempertahankan kekuasaannya, namun langkah tersebut dinilai tidak sah oleh mayoritas anggota legislatif.
Rajoelina, yang dikabarkan telah meninggalkan Madagaskar menggunakan pesawat militer Prancis pada Minggu malam, tidak terlihat di hadapan publik selama beberapa hari.
Pada Senin malam, ia menyatakan melalui siaran Facebook bahwa dirinya bersembunyi karena adanya upaya pembunuhan, dan tetap mengklaim sebagai presiden yang sah. Sementara itu, kantor kepresidenan menyebut bahwa peristiwa ini adalah "upaya kudeta" dan menyatakan bahwa Rajoelina masih menjalankan tugas konstitusionalnya.
CAPSAT, satuan militer yang sama yang dulu membawa Rajoelina ke tampuk kekuasaan lewat kudeta pada tahun 2009, telah menarik dukungan sejak Sabtu lalu. Mereka menyatakan tidak akan menembaki para pengunjuk rasa dan meminta kesatuan militer lain untuk bergabung dengan mereka.
Sejak saat itu, tentara CAPSAT terlihat turun ke jalan bersama ribuan demonstran yang meneriakkan tuntutan pengunduran diri presiden di Lapangan 13 Mei, pusat protes di ibu kota.
Protes besar-besaran yang dipicu oleh krisis air dan listrik sejak 25 September 2025 berkembang menjadi gerakan rakyat yang dipimpin oleh kelompok muda bernama Gen Z Madagascar. Dalam pernyataannya di media sosial, kelompok ini menyambut jatuhnya Rajoelina.
"Ini hari yang luar biasa untuk hidup!" tulis mereka di Instagram Stories, diiringi video perayaan massal di jalan-jalan Antananarivo.
Namun, tidak semua pihak sepenuhnya mendukung kudeta. Beberapa aktivis menyuarakan kekhawatiran atas niat jangka panjang militer.
| Baca Juga: Presiden Madagaskar Bubarkan Parlemen di Tengah Ancaman Pemakzulan |