Kekerasan bersenjata di Jepang sangat jarang terjadi karena aturan kepemilikan senjata api yang ketat. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 14 October 2025 18:39
Nakano: Pengadilan di Jepang menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria yang membunuh empat orang dalam serangan menggunakan senjata api dan pisau pada 2023, menolak argumen pembela bahwa pelaku menderita skizofrenia.
Terdakwa bernama Masanori Aoki, kini berusia 34 tahun, melakukan serangan di kota Nakano dengan menusuk dua perempuan yang sedang berjalan kaki, lalu menembak dua polisi yang datang ke lokasi setelah menerima laporan darurat.
Kekerasan bersenjata di Jepang sangat jarang terjadi karena aturan kepemilikan senjata api yang ketat. Lebih jarang lagi adalah insiden penembakan terhadap petugas kepolisian, yang terakhir kali terjadi lebih dari tiga dekade lalu.
Tim pembela berpendapat bahwa Aoki memiliki “kapasitas mental yang menurun” akibat skizofrenia dan seharusnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Namun, jaksa menilai Aoki sadar penuh atas tindakannya dan melakukan pembunuhan tersebut dalam kondisi marah, bukan kehilangan kendali mental.
Jaksa juga menggambarkan aksi Aoki sebagai “tindakan dengan kekejaman dan kebengisan luar biasa,” seperti dikutip BBC, Selasa, 14 Oktober 2025.
Menurut laporan The Mainichi, Aoki mengenakan seragam kamuflase, topi, kacamata hitam, dan masker saat menyerang. Ia diyakini menyerang kedua perempuan karena mengira mereka sedang membicarakan dirinya, meskipun hubungan antara pelaku dan korban tidak diketahui secara pasti.
Setelah melakukan pembunuhan, Aoki bersembunyi selama sekitar 12 jam di rumah orang tuanya di Nakano sebelum akhirnya menyerahkan diri kepada polisi. Ayahnya, Masamichi Aoki, merupakan ketua dewan kota Nakano.
Sebelum penangkapan dilakukan, otoritas setempat memperingatkan warga untuk tetap di dalam rumah. Petugas kepolisian mengirimkan pembaruan melalui surel, pengeras suara lingkungan, dan bahkan mendatangi rumah-rumah warga.
Jepang hanya mengizinkan warga sipil memiliki senjata jenis senapan berburu atau senapan angin. Untuk mendapatkannya, seseorang harus melalui serangkaian ujian ketat, termasuk pemeriksaan kesehatan mental.
Setelah kasus pembunuhan empat orang tersebut, pemerintah memperketat aturan kepemilikan senjata, termasuk memperumit izin bagi pemilik “setengah senapan”, jenis senjata yang digunakan Aoki dalam serangan itu.
Peristiwa ini menambah daftar kecil insiden kekerasan bersenjata di Jepang, negara yang masih berduka atas penembakan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada 2022, yang mengejutkan dunia dan mengguncang rasa aman publik di negara dengan salah satu tingkat kejahatan terendah di dunia.
Baca juga: Satu Orang Tewas Akibat Penikaman yang Terjadi di Nagano, Jepang