Liput Kasus Perundungan, Jurnalis Diusir oleh Keamanan SMPN 19 Tangsel

SMPN 19 Tangerang Selatan.

Liput Kasus Perundungan, Jurnalis Diusir oleh Keamanan SMPN 19 Tangsel

Hendrik Simorangkir • 17 November 2025 17:08

Tangsel: Sejumlah jurnalis diusir oleh petugas keamanan SMP Negeri 19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ketika hendak meliput perkembangan kasus dugaan perundungan (bullying) di sekolah tersebut. Insiden bullying diduga menjadi penyebab meninggalnya seorang siswa berinisial MH, 13, setelah menjalani perawatan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

Seorang petugas keamanan secara tegas melarang awak media masuk ke dalam lingkungan sekolah pada Senin, 17 November 2025. "Wartawan tidak diperbolehkan berada di dalam sekolah. Penyidik yang bilang engak boleh ada yang masuk ke sekolah," kata Aldo sekuriti sekolah.

Padahal, sejumlah jurnalis telah menyampaikan maksud untuk mengonfirmasi langsung perkembangan kasus kepada kepala sekolah. Alih-alih diarahkan, mereka justru diusir dari area sekolah.

Seorang jurnalis media online, Intan Afrida, mengungkapkan pengalaman tidak menyenangkan dengan petugas keamanan tersebut. Ia menuturkan, kondisi sekolah saat itu tidak menunjukkan adanya pengamanan ketat.
 

"Sampai sana memang kondisinya enggak ada pengamanan. Saya tidak melihat ada satpam. Bahkan, pagar saja tidak dikunci," ujar Intan Afrida, Senin, 17 November 2025.

Intan menjelaskan, dirinya masuk ke area sekolah untuk menemui rekan jurnalis lain yang lebih dulu tiba dan berada di kantin. Sambil menunggu, ia berusaha menghubungi kepala sekolah, namun tidak mendapat respons.

"Kemudian saya menuju ruang kepala sekolah, lalu mengetuk pintu. Tidak ada jawaban, jadi saya tunggu di luar ruang kepala sekolah," jelasnya.

Namun, dalam proses menunggu, seorang pria yang mengaku sebagai petugas keamanan sekolah bernama Aldo datang dan menegurnya. Intan menilai cara teguran tersebut tidak etis dan diiringi tuduhan bahwa dirinya tidak menghargai pihak keamanan.

"Dia ngomong yang menurut saya kurang etis. Bilang katanya saya enggak menghargai dia," ucap Intan.

Sikap tersebut membuatnya merasa tidak nyaman. Intan memutuskan meninggalkan lokasi setelah terjadi adu pendapat singkat. "Kalau memang dari awal media tidak boleh masuk, ya bilang saja. Enggak usah ngomong masalah etis dan enggak menghargai," kata Intan.

Hingga berita ini diturun, sejumlah wartawan masih mencoba menghubungi Kepala Sekolah SMPN 19 Tangsel, Frida Tesalonik, untuk meminta klarifikasi. Namun, belum ada respons yang diterima.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)