Kerusuhan di Muara Beliti Cermin Krisis Pengelolaan Lapas

Kericuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti. Foto: Istimewa

Kerusuhan di Muara Beliti Cermin Krisis Pengelolaan Lapas

Achmad Zulfikar Fazli • 14 May 2025 16:21

Jakarta: Anggota Komisi XIII DPR dari Fraksi Partai NasDem, Shadiq Pasadigoe, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan. Dia menilai insiden tersebut bukan sekadar kekisruhan sesaat, tetapi sebagai tanda-tanda sistem pengawasan dan tata kelola lembaga pemasyarakatan yang masih menyimpan banyak kelemahan.

“Kita sangat berharap sistem pemasyarakatan yang benar-benar manusiawi dan berfungsi mendidik warga binaan. Tapi yang kita lihat sekarang, lapas masih jauh dari kata ideal. Peristiwa ini memperlihatkan bahwa masih banyak yang harus dibenahi,” ujar Shadiq dalam keterangannya, Rabu, 14 Mei 2025.

Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Barat I (Kabupaten Dhamasraya, Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Kota Padang, Padang Panjang, Sawah Lunto, dan Kota Solok) itu menambahkan kerusuhan yang terjadi harus menjadi peringatan sistem pengelolaan lapas tidak boleh berjalan biasa-biasa saja. 

"Seperti pepatah Minangkabau mengatakan, 'Tatumpuak di ateh indak bapucuak, tagak di bawah indak baurek' (Jika suatu sistem tidak memiliki arah dan pegangan, maka akan mudah terguncang dan rusak)," tegas Shadiq.
 

Baca Juga: 

Buntut Kerusuhan Narapidana di Muara Beliti, Pemerintah Diminta Benahi Tata Kelola Lapas


Mantan Bupati Tanah Datar dua periode itu memaparkan pembenahan lapas haruslah berpijak pada falsafah negara hukum yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, sistem pemasyarakatan bertujuan untuk membentuk narapidana agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana.

"Namun dalam praktiknya, sistem pemasyarakatan masih terjebak dalam pendekatan represif, bukan rehabilitatif. Kita butuh pendekatan dan harus memperbaiki dari sistem dan niat yang ada dalam tubuh institusi ini sendiri,” ujar dia.

Shadiq menyoroti pentingnya manajemen konflik dan pembinaan sumber daya manusia di lapas. Dalam konteks Sumatra Selatan, ia menegaskan bahwa semua unsur, baik Kementerian Hukum, aparat keamanan, hingga pengawasan dari DPR, harus bahu-membahu menciptakan lapas yang aman, manusiawi, dan berfungsi sebagai tempat pembinaan, bukan tempat pembalasan.

"Oleh karena itu saya minta kementerian terkait segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola lembaga pemasyarakatan, termasuk sistem pengawasan internal, pelatihan petugas, dan perbaikan infrastruktur. Jangan sampai ini bagaikan api dalam sekam yang terus membara dan suatu saat bisa meledak lebih besar,” ujar dia.

Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti terjadi pada Kamis, 8 Mei 2025,  pagi dipicu oleh razia HP yang dilakukan petugas sejak malam sebelumnya. Ketegangan yang meningkat berujung pada kerusuhan besar yang mengakibatkan sejumlah fasilitas lapas mengalami kerusakan berat. Pihak lapas akhirnya meminta bantuan dari Polres, Kodim, dan Brimob untuk mengendalikan situasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)