Keputusan Fed Bawa 'Angin Segar', Bitcoin Bertahan di Atas USD80 Ribu

Ilustrasi. Foto: dok KBI.

Keputusan Fed Bawa 'Angin Segar', Bitcoin Bertahan di Atas USD80 Ribu

Husen Miftahudin • 21 March 2025 23:03

Jakarta: Bitcoin (BTC) berhasil bertahan di atas level USD80 ribu setelah Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat (AS) mempertahankan suku bunga acuan 4,50 persen. Keputusan ini memberikan kelegaan bagi investor setelah periode ketidakpastian yang cukup panjang.
 
Sebelum pengumuman FOMC pada 19 Maret 2025, harga bitcoin berada di level USD82.719, turun 1,61 persen dibanding hari sebelumnya. Namun, setelah keputusan diumumkan, harga bitcoin melonjak 5,00 persen menjadi USD86.854.
 
Ethereum juga mengalami kenaikan signifikan, dari USD1.932,54 pada 18 Maret 2025 menjadi USD2.057,75 pada 19 Maret 2025, mencatatkan kenaikan sebesar 6,48 persen dimana sebelumnya hanya menguat tipis 0,29 persen.
 
Optimisme investor dinilai semakin menguat karena The Fed berencana melakukan dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini. Sebelum pengumuman ini, ekspektasi investor terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga relatif rendah, sekitar satu persen berdasarkan alat FedWatch dari CME.
 
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, keputusan The Fed ini mencerminkan stabilitas kebijakan moneter yang berdampak positif pada pasar aset kripto. "Stabilitas suku bunga cenderung mendorong investor mencari alternatif investasi dengan potensi pertumbuhan tinggi seperti bitcoin," ujar Oscar dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 21 Maret 2025.
 
Oscar juga menyoroti proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga di 2025 menjadi pendorong utama optimisme pasar. "Dengan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, likuiditas di pasar keuangan cenderung meningkat, yang sering kali berujung pada apresiasi harga aset kripto," jelas dia.
 

Baca juga: Mau Investasi Kripto? Ini Panduan Ringkas Analisis Fundamentalnya
 

Kripto makin sensitif terhadap kebijakan ekonomi makro

 
Lebih lanjut, Oscar menjelaskan volatilitas harga bitcoin pascakeputusan FOMC menunjukkan aset kripto sensitif terhadap kebijakan ekonomi makro. Menurut Oscar, investor global saat ini semakin memandang bitcoin sebagai alat diversifikasi portofolio yang mampu memberikan perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik.
 
Di sisi lain, Oscar menilai kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif 25 persen terhadap Kanada, Meksiko, Tiongkok , dan kemungkinan Uni Eropa turut berpotensi memicu inflasi.
 
"Kenaikan harga barang akibat tarif ini dapat mendorong masyarakat untuk mencari alternatif aset yang dapat mempertahankan daya beli mereka. Bitcoin, sebagai aset terdesentralisasi, bisa menjadi pilihan yang relevan dalam kondisi ekonomi yang penuh tekanan," sebut Oscar meyakinkan.
 
Oscar juga mengingatkan meskipun bitcoin menunjukkan ketahanan yang baik, investor tetap perlu memperhatikan dinamika ekonomi global. Dalam kondisi seperti ini, strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) dapat menjadi pendekatan bijak bagi investor ritel untuk menghadapi volatilitas pasar dan memperkuat portofolio investasi mereka," papar dia.
 
Dengan kebijakan moneter yang stabil serta meningkatnya minat terhadap bitcoin sebagai aset lindung nilai, Oscar optimistis pasar kripto akan terus menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan di tahun mendatang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)