Alasan Koalisi Masyarakat Geruduk Rapat DPR: Kecam Fadli Zon soal Pemutihan Sejarah

Salah satu perwakilan koalisi sekaligus Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Jane Rosalina Rumpia. Metrotvnews.com/Fachri

Alasan Koalisi Masyarakat Geruduk Rapat DPR: Kecam Fadli Zon soal Pemutihan Sejarah

Fachri Audhia Hafiez • 2 July 2025 16:59

Jakarta: Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas menggeruduk rapat kerja (raker) Komisi X DPR yang dihadiri Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Alasannya, mereka menolak proyek penulisan ulang sejarah yang justru membuat kegaduhan di publik.

"Kami hadir untuk mengecam serta memberikan teguran kepada Fadli Zon itu sendiri, untuk kemudian meminta maaf kepada publik, dan juga mengakui kesalahannya dan lebih parah lagi kita meminta untuk adanya penyesaian kasus dari pelanggaran berat HAM itu sendiri dan juga penghentian penulisan ulang sejarah," kata salah satu perwakilan koalisi sekaligus Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Jane Rosalina Rumpia, di Jalan Palmerah Timur, Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025.

Jane mengatakan interupsi yang dilakukan koalisi masyarakat sipil juga sebagai simbolisasi protes. Dia meminta proyek penulisan ulang sejarah disetop.

Dia menyoroti penyangkalan Fadli soal kasus pemerkosaan Mei 1998. Padahal, kasus itu benar terjadi dan menjadi sejarah kelam yang perlu diketahui masyarakat.

"Kami hari ini melakukan sebuah interupsi, berupa aksi simbolik untuk memprotes adanya penghentian pemutihan sejarah dan mengecam adanya pernyataan Fadli Zon yang mengatakan pemerkosaan massal adalah rumor dan peristiwa Mei 98 itu tidak ada buktinya," ujar Jane.
 

Baca Juga: 

Digeruduk Koalisi Masyarakat saat Rapat di DPR, Fadli Zon: Ya Biasalah


Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas menggeruduk rapat Komisi X DPR. Pantauan Metrotvnews.com, raker itu sejatinya membahas anggaran Kementerian Kebudayaan. Namun, rapat berkembang dengan membahas polemik penulisan ulang sejarah, serta penyangkalan Fadli soal pemerkosaan 1998.

Momen interupsi Koalisi Sipil Melawan Impunitas terjadi usai para anggota dewan menyampaikan pendapatnya ke Fadli. Kemudian, beberapa orang dari koalisi meneriakkan sejumlah kalimat.

"Tuntaskan kasus pelanggaran berat HAM, hentikan pemutihan sejarah, dengarkan suara korban," ujar perwakilan koalisi masyarakat sipil di balkon Komisi X DPR.

Mereka menolak gelar pahlawan untuk Presiden kedua RI Soeharto. Mereka meneriakkan itu secara berulang-ulang.

"Tolak gelar pahlawan Soeharto, hentikan pemutihan sejarah, lawan sisa-sisa orde baru," ucap mereka.

Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani meminta aksi tersebut dihentikan. Dia meminta petugas pengamanan DPR untuk menetralisir kondisi.

"Saya rasa cukup ya, cukup. Tolong kembali ke tempat masing-masing," ujar Lalu.

Fadli melihat aksi koalisi masyarakat sipil dan tersenyum dari ruang rapat. Usai rapat, dia menanggapi santai aksi itu.

"Ya biasalah, saya juga dulu pernah begitu. Menurut saya aspirasi," kata Fadli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)