Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel yang menewaskan sejumlah jurnalis di Gaza, Senin, 11 Agustus 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 11 August 2025 17:51
Gaza: Kelompok pejuang Palestina, Hamas, menuduh militer Israel telah melakukan “kejahatan brutal yang melampaui semua batas fasisme dan kriminalitas” setelah serangan udara Israel menghantam tenda jurnalis di halaman Rumah Sakit al-Shifa, Gaza City bagian barat, pada Minggu. Serangan itu menewaskan lima pekerja media, termasuk koresponden Al Jazeera Anas Al Sharif dan Mohammed Qreiqeh.
Dalam pernyataan resminya, Hamas mengatakan serangan tersebut juga menewaskan fotografer Ibrahim Zaher dan Moamen Eliwa, serta asisten kamera Mohammed Noufal.
Mengutip dari Middle East Monitor, Senin, 11 Agustus 2025, Hamas menyebutnya sebagai “penargetan jurnalis terbesar yang pernah terjadi di mana pun di dunia selama perang," seraya menambahkan bahwa jumlah jurnalis yang tewas di Gaza sejak perang dimulai telah mencapai 232 orang.
Hamas menekankan bahwa Al Sharif adalah “contoh jurnalis bebas yang mengungkap kepada dunia kejahatan kelaparan yang dipaksakan oleh pendudukan Israel.”
Sebelumnya, Hamas mencatat bahwa juru bicara militer Israel pernah mengeluarkan ancaman terhadap sejumlah jurnalis, termasuk Al Sharif dan Qreiqeh, untuk mencegah mereka mengungkap fakta di lapangan.
“Pembunuhan jurnalis dan upaya membungkam media adalah indikasi niat pendudukan untuk melakukan pembantaian besar di Gaza jauh dari sorotan dunia,” kata Hamas dalam pernyataan itu.
Hamas juga menyerukan kepada jurnalis dan pekerja media di seluruh dunia untuk “merespons secara luas demi mengungkap pendudukan dan kejahatan” Israel.
Baca juga: Kisah Pilu dari Gaza: Lebih dari 180 Jurnalis Gugur, Terbaru Anas Al-Sharif