Surabaya: Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengungkapkan sejumlah calon murid Sekolah Rakyat (SR) memilih mengundurkan diri termasuk 35 murid di Pulau Jawa. Namun Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Timur, Restu Novi Widiani, menyebut keputusan itu terjadi sebelum program SR resmi dimulai.
"Jadi, kasus itu bukan pengunduran diri dalam arti formal, melainkan ketidaksiapan dari murid dan orangtua untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berbasis asrama atau boarding school," kata Novi, Rabu, 6 Agustus 2025.
Novi mencontohkan Sekolah Rakyat di Kabupaten Jember, sejumlah murid batal melanjutkan pendidikan. Lantaran murid dan orang tua tak siap berpisah.
"Kasus di Jember itu belum bisa disebut mundur karena belum dimulai. Mereka tidak jadi melanjutkan sebelum MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) ditetapkan. Kami sudah langsung lakukan penjangkauan untuk mencari pengganti,” kata Novi.
Novi menyebutkan hingga saat ini ada tiga murid di Jember yang memutuskan tidak melanjutkan proses masuk SR. Menurutnya, keputusan tersebut lebih karena pertimbangan emosional, dan kesiapan psikologis, terutama karena anak-anak harus tinggal terpisah dari orangtua.
“Sekolah Rakyat itu kan boarding. Ada yang belum siap, baik dari anak maupun orangtuanya. Kita tidak memaksa. Tapi semua sudah ada penggantinya,” jelas Novi.
Meski ada dinamika di awal, Novi menegaskan pelaksanaan SR di Jawa Timur tetap berjalan lancar. Saat ini, terdapat 15 Sekolah Rakyat yang sudah beroperasi, terdiri dari 12 SR tahap 1A dan tiga SR tahap 1B yang dimulai pada awal Agustus. Rencananya, empat SR tambahan akan beroperasi pada pertengahan Agustus mendatang.
"Nanti total ada 19 SR di Jatim yang beroperasi tahun ini,” ujar Novi.
Streaming