Dengan Dukungan IDF, Menteri Keuangan Israel Serukan Aneksasi Gaza Sepenuhnya

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, berbicara dalam 'Konferensi Influencer' Saluran Berita terkemuka Israel 12 di Yerusalem, Israel, 7 Maret 2021. (EFE-EPA/ABIR SULTAN)

Dengan Dukungan IDF, Menteri Keuangan Israel Serukan Aneksasi Gaza Sepenuhnya

23 July 2025 15:03

Tel Aviv: Pada Selasa, 22 Juli 2025, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan agar Jalur Gaza dijadikan bagian tak terpisahkan dari Israel. Pernyataan ini disampaikannya dalam konferensi bertajuk "Gaza Riviera: Dari Visi ke Realitas" yang digelar di Knesset, Yerusalem. Melansir Media Israel, Smotrich mengklaim bahwa Kepala Staf IDF Eyal Zamir juga mendukung konsep "aneksasi keamanan" atas wilayah Gaza utara.

"Saya benar-benar yakin ini adalah peluang luar biasa," ujar Smotrich.

"Kita bisa mulai dari perbatasan utara Gaza dan mendirikan tiga komunitas di sana. Kami sudah membicarakan hal ini. Beberapa menyebutnya 'aneksasi keamanan'. Kepala staf mengatakan pekan lalu bahwa kita perlu melakukan aneksasi keamanan," tambahnya.

Smotrich, yang juga menjabat sebagai menteri di Kementerian Pertahanan, menekankan bahwa rencananya adalah menjadikan Gaza sebagai bagian permanen dari Negara Israel. Ia mengklaim bahwa visinya juga mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump.

"Kami mendapat dukungan besar dari Presiden Amerika Serikat untuk mengubah Gaza menjadi kawasan makmur, kota wisata dengan lapangan pekerjaan. Inilah cara kita membangun perdamaian," ucap Smotrich yang disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam konferensi tersebut, beberapa pejabat dan aktivis mempresentasikan rencana pembangunan kembali permukiman Yahudi di Jalur Gaza. Detail rencana mencakup pembangunan dua kota baru, satu di utara dan satu di selatan Gaza, kampus universitas, kawasan industri dan teknologi, distrik komersial, serta kawasan wisata lengkap dengan hotel tepi pantai.

Menurut Smotrich, proyek ini bisa menarik "ratusan ribu" warga Israel untuk tinggal di Gaza sekaligus mengatasi krisis perumahan nasional.
 

Baca Juga:
Kebakaran Landa Iran selama Sebulan, Teheran Curiga Sabotase Israel

Smotrich menyatakan bahwa relokasi sukarela warga Gaza ke negara lain merupakan bagian dari strategi pengambilalihan. Gagasan tersebut juga diangkat dalam video buatan AI yang dipublikasikan oleh Menteri Sains dan Teknologi Gila Gamliel, menampilkan Donald Trump dan Benjamin Netanyahu bersama pasangan mereka menikmati pantai Gaza masa depan.

Gamliel menyebut video itu sebagai bagian dari "rencana migrasi sukarela" yang diajukannya kepada kabinet sejak minggu pertama perang.

Rencana ini muncul di tengah ketidakjelasan mengenai siapa yang akan memerintah Gaza pascaperang melawan Hamas. Banyak politisi sayap kanan Israel, termasuk Smotrich, telah lama mendorong pendudukan ulang Gaza serta pendirian kembali permukiman Yahudi.

Nama konferensi sendiri merujuk pada pernyataan Trump pada Februari 2025 yang mengusulkan transformasi Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" dan mendesak relokasi sukarela warga Palestina.

Meski demikian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berulang kali menegaskan bahwa Israel tidak berniat menetap kembali di Gaza. Namun, pernyataan Smotrich dan visualisasi rencana wisata itu justru memperkuat kesan sebaliknya. Dalam konferensi pers awal bulan ini, Netanyahu bahkan menyebut beberapa negara mulai bersedia menyerap warga Gaza.

Rencana ini ditentang keras oleh kalangan oposisi. Anggota Knesset dari Partai Demokrat Gilad Kariv mengecam Smotrich karena dianggap menyerukan kejahatan perang.

"Ia menyerukan pendudukan dan pemindahan paksa yang jelas-jelas melanggar hukum internasional," tulis Kariv dalam unggahan di X.

Sementara itu, IDF belum memberikan pernyataan resmi terkait klaim Smotrich bahwa Kepala Staf Eyal Zamir mendukung aneksasi keamanan atas Jalur Gaza.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)