Menguat Lagi, Rupiah Ditutup ke Level Rp16.303/USD

Rupiah. Foto: dok MI.

Menguat Lagi, Rupiah Ditutup ke Level Rp16.303/USD

Husen Miftahudin • 23 July 2025 16:51

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan, meski tipis.
 
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 23 Juli 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.303 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 16,5 poin atau setara 0,10 persen dari posisi Rp16.319,5 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 16,5 poin, sebelumnya sempat menguat 45 poin di level Rp16.303 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.319,5 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
 
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.285 per USD. Rupiah naik 15 poin atau setara 0,09 persen dari Rp16.300 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.298 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sembilan poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.307 per USD.
 

Baca juga: Rupiah Masih Perkasa saat Dolar AS Terkapar
 

Trump patok tarif 15% untuk Jepang

 
Ibrahim mengungkapkan pergerakan nilai tukar rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan Washington dan Tokyo telah mencapai kesepakatan perdagangan yang luas, termasuk tarif 15 persen untuk semua barang impor Jepang, turun dari usulan sebelumnya sebesar 25 persen.
 
"AS mengamankan investasi besar-besaran dari Jepang senilai USD550 miliar dalam perekonomian AS melalui kesepakatan tersebut. Perjanjian ini membuka pasar Jepang untuk ekspor AS, termasuk otomotif, produk pertanian, dan produk energi," papar Ibrahim.
 
Kemudian, perundingan dagang antara Uni Eropa dan AS tampaknya terhenti, menyusul potensi penerapan tarif 30 persen oleh Gedung Putih atas barang-barang Uni Eropa. Sementara Uni Eropa sedang mempersiapkan paket pembalasan jika kesepakatan tidak tercapai sebelum batas waktu 1 Agustus.
 
Selain itu, kekhawatiran baru tentang independensi The Fed yang menambah keresahan pasar. Independensi The Fed dari pengaruh politik merupakan pilar utama kredibilitas bank sentral.
 
"Ketika independensi tersebut dipertanyakan, investor khawatir kebijakan moneter dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor selain pertimbangan yang berbasis data, yang melemahkan kepercayaan terhadap dolar AS," jelas Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Penyaluran kredit baru diperkirakan melambat

 
Di sisi lain, hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit baru pada kuartal II-2025 lebih lambat secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan kuartal II-2024.
 
Akan tetapi diperkirakan masih akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal II-2025 sebesar 85,22%, lebih rendah dari SBT 89,11 persen pada kuartal II-2024.
 
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan kredit baru terindikasi bersumber dari kredit modal kerja (SBT 88,34 persen), kredit investasi (SBT 77,54 persen), dan kredit konsumsi (SBT 57,76 persen).
 
SBT seluruh segmen kredit tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II-2024. SBT kredit konsumsi pada kuartal II-2025 lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya utamanya disebabkan oleh segmen kendaraan bermotor, multiguna, dan kredit tanpa agunan.
 
Sementara itu, pertumbuhan kredit per Juni 2025 naik 7,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.956,4 triliun. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit Juni melambat 50 basis poin (bps).
 
Kredit modal kerja naik 4,3 persen (yoy), kredit investasi 12,2 persen (yoy), dan kredit konsumsi 8,6 persen (yoy). Pertumbuhan seluruh segmen tersebut melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Rabu besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan menguat lagi.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.250 per USD hingga Rp16.300 per USD," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)