Ilustrasi. (MI/Widjajadi)
Temanggung: Sebanyak 13 desa di sembilan kecamatan wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini. Sembilan Kecamatan tersebut adalah Selopampang, Kaloran, Kranggan, Pringsurat, Tlogomulyo, Tembarak, Kandangan, Bejen, dan Bulu.
"Sejauh ini kami sudah menyalurkan bantuan air bersih ke 33 titik di 13 desa yang tersebar di 10 kecamatan," terang Kepala Pelaksana Harian (Plh) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Toifur Hadi, Selasa, 5 September 2023.
Menurut Toifur kawasan yang mendapatkan bantuan air bersih itu akibat sumber airnya telah mengering. Jumlah lokasi yang mengalami krisis air bersih dimungkinkan akan terus bertambah, mengingat musim kemarau tahun ini diprediksi akan berlangsung lebih panjang.
Atas kondisi itu, pihak BPBD Kabupaten Temanggung menjalin kerjasama dengan instansi lain, seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk menyalurkan bantuan air bersih.
"Kami sudah berkoordinasi dengan PMI dan sanggup untuk memasok air di daerah kekeringan dan mendatang kami juga akan koordinasi dengan PDAM," kata Toifur.
Disebutkan, dari sembilan kecamatan terdampak krisis air bersih, terparah ada di Kecamatan Kranggan. Yakni Desa Ngropoh dan Desa Gentan.
Di kedua desa itu terdapat 10 titik yang disaluri bantuan air bersih. Di Desa Ngropoh terdapat empat titik, yaitu Dusun Belisan, Cikalan, Joho, dan Dukuh, sedangkan di Desa Gentan terdiri atas Dusun Gentan, Suruh, Wonogiri, Sejarak, Setro, dan Kalimayung.
Bantuan air bersih, kata Toifur, tidak hanya didistribusikan ke masyarakat umum, tetapi juga sekolah. Sejumlah sekolah yang membutuhkan bantuan air bersih tersebut, antara lain SDN 2 Kembangsari Kecamatan Kaloran, SDN 2 Jetis, dan SDN 1 Tanggulanom Kecamatan Selopampang, SMPN 3 Bulu, dan MI Darut Thulab Kecamatan Tembarak.