Demo Besar 'Gen Z' Guncang Kenya, 11 Orang Tewas 567 Ditahan

Unjuk rasa anti-pemerintah oleh kelompok pemuda generasi Gen Z berlangsung di sejumlah kota di Kenya. (Anadolu Agency)

Demo Besar 'Gen Z' Guncang Kenya, 11 Orang Tewas 567 Ditahan

Willy Haryono • 8 July 2025 09:51

Nairobi: Gelombang demonstrasi anti-pemerintah di Kenya yang bertepatan dengan peringatan 35 tahun Saba Saba pada Senin, 7 Juli, menewaskan sedikitnya 11 orang dan membuat 567 lainnya ditahan, menurut pernyataan resmi kepolisian.

Aksi unjuk rasa yang didominasi kelompok muda ‘Gen-Z’ ini berlangsung ricuh di sejumlah kota besar Kenya, termasuk ibu kota Nairobi, dan meluas ke 17 dari total 47 provinsi di seluruh negeri. Polisi menembaki pengunjuk rasa dan menggunakan gas air mata serta meriam air untuk membubarkan massa.

Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Kenya (KHRC) menyebutkan bahwa setidaknya 10 korban tewas terjadi akibat tindakan brutal aparat, termasuk penembakan oleh polisi berpakaian sipil dan dugaan kerja sama dengan geng bersenjata di kota-kota seperti Nairobi, Kajiado, Nakuru, Kiambu, dan Eldoret.

Dalam laporannya, KHRC juga menyebutkan terdapat dua kasus penculikan, 29 korban luka, dan 37 penangkapan di berbagai wilayah.

Meski begitu, polisi memuji tindakan aparat sebagai bentuk "profesionalisme dan pengendalian diri luar biasa dalam menghadapi kekerasan."

Pusat Kota Diblokade

Mengutip dari BBC, Selasa, 8 Juli 2025, sejak pagi, akses menuju pusat Nairobi diblokade oleh aparat. Pos pemeriksaan ketat berdiri hingga 10 kilometer dari pusat kota, dan jalan menuju lokasi strategis seperti State House dan gedung parlemen ditutup dengan kawat berduri. Sejumlah sekolah bahkan meminta siswa untuk tetap di rumah.

Transportasi publik juga lumpuh. Ratusan penumpang bus yang datang dari daerah lain terjebak di luar kota, tak mampu membayar tarif ojek tambahan. Sopir bus, Humphrey Gumbishi, mengatakan bahwa mereka memulai perjalanan sejak malam sebelumnya namun terhenti karena blokade.

Kekerasan merebak di sejumlah wilayah. Di Meru, sebuah pusat perbelanjaan dilaporkan terbakar. Di Ol Kalou, satu pengunjuk rasa tewas ditembak. Di Kamukunji, dekat lokasi bersejarah protes Saba Saba 1990, bentrokan terjadi di jalanan yang dibakar massa.

Rencana mantan Perdana Menteri Raila Odinga untuk hadir di Kamukunji dibatalkan karena penghalang jalan. Meski begitu, ia mengecam keras polisi Kenya sebagai "warisan kolonial yang brutal," dan menyerukan dialog nasional untuk reformasi kepolisian.

Odinga, yang pernah ditangkap dalam protes Saba Saba 1990, kini mendukung pemerintah, namun tetap mengecam tindak kekerasan terhadap rakyat.

Protes Gen-Z Menuntut Reformasi

Demonstrasi ini merupakan kelanjutan dari protes-protes anti-pemerintah yang telah berlangsung sejak tahun lalu, yang menyoroti isu tata kelola buruk, kekerasan aparat, dan kurangnya akuntabilitas. Pada 25 Juni lalu, setidaknya 19 orang tewas dalam unjuk rasa besar yang digelar untuk mengenang korban protes pajak tahun sebelumnya.

Menjelang aksi 8 Juli, markas KHRC di Nairobi diserang oleh geng bersenjata, yang membubarkan konferensi pers kelompok perempuan. Mereka merampas barang, termasuk laptop dan ponsel milik jurnalis, sambil meneriakkan, “Tidak ada protes hari ini.”

Saba Saba – atau “tujuh-tujuh,” merujuk pada tanggal 7 Juli – merupakan tonggak perjuangan rakyat Kenya menuju sistem multi-partai, setelah bertahun-tahun diperintah satu partai di bawah Presiden Daniel arap Moi. Kini, peringatan ini kembali menjadi simbol perlawanan sipil dan tuntutan demokrasi. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Protes Anti-Pemerintah Kenya Berujung Rusuh, 16 Orang Tewas

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)