Detik-detik Pengacara AI digunakan di pengadilan. (via The Register)
Riza Aslam Khaeron • 15 April 2025 12:56
New York: Seorang wirausahawan teknologi dan pendiri startup AI, Jerome Dewald, mendapat teguran keras dari hakim setelah mencoba membela diri di pengadilan menggunakan avatar AI sebagai pengacara digital.
Peristiwa ini terjadi dalam sidang banding di Pengadilan Tinggi Negara Bagian New York pada Selasa, 26 Maret 2025, di mana Dewald merupakan penggugat dalam sengketa ketenagakerjaan melawan perusahaan asuransi MassMutual Metro New York.
Dalam persidangan tersebut, Dewald meminta izin kepada majelis hakim untuk memutar video berisi presentasi hukum.
"Sekarang izinkan saya berbicara di hadapan pengadilan, saya datang hari ini sebagai pro se yang rendah hati di hadapan lima hakim agung yang terhormat..." ucap AI dalam Video itu menampilkan avatar pria berjaket V-neck.
Namun, kebingungan segera muncul saat salah satu hakim, Sallie Manzanet-Daniels, menyela dan bertanya, "Apakah ini kuasa hukum untuk kasus ini?" "Saya yang membuat itu. Itu bukan orang sungguhan," jawab Dewald yang hadir secara langsung di ruang sidang.
"Akan sangat baik kalau Anda memberitahu kami sejak awal dalam permohonan Anda," ujar hakim Manzanet-Daniels dengan nada tajam, dikutip dari The Register pada Rabu, 9 April 2025.
Dewald menjelaskan bahwa ia sebelumnya telah mengajukan permohonan untuk memutar video karena kesulitan bicara akibat riwayat kanker tenggorokan yang dideritanya 25 tahun lalu. Ia menyebut bahwa izin untuk menyampaikan argumen melalui video sudah disetujui, namun pengadilan tidak mengira bahwa Dewald akan menghadirkan avatar digital.
Avatar tersebut dibuat menggunakan layanan Tavus, dan awalnya Dewald berniat menampilkan duplikat dirinya sendiri. Namun karena proses pembuatan avatar gagal beberapa kali, ia akhirnya menggunakan avatar stok bernama "Jim" yang tersedia di platform Tavus.
"Dalam rencana awal saya, yang muncul adalah video saya sendiri. Tapi karena gagal, saya terpaksa memakai default avatar dari sistem mereka," ujar Dewald, dikutip dari The Register.
Baca Juga: BRIN Kembangkan Sistem Diagnosis Malaria Berbasis AI |