Ilustrasi. Foto: Klikers.
Riza Aslam Khaeron • 11 November 2025 19:46
Jakarta: Ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat, 7 November 2025, membuka banyak pertanyaan mendalam mengenai motif dan latar belakang pelaku.
Dalam insiden tersebut, pelaku yang diduga adalah seorang siswa sekolah itu sendiri ditemukan membawa senjata mainan berisi berbagai tulisan berbau ekstremisme.
Temuan frasa ekstrem seperti "14 Words" dan "For Agartha" di permukaan senjata mainan tersebut memunculkan kekhawatiran serius bahwa pelaku tidak hanya bertindak karena tekanan pribadi, tetapi juga telah terpapar simbol-simbol ideologi supremasi kulit putih yang banyak beredar di forum-forum daring yang mempromiskan pandangan rasisme.
Karena itulah, penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk memahami bagaimana paham ekstremisme dapat masuk ke dalam lingkungan remaja.
Tanda-Tanda Anak Terpapar Paham Ekstremisme
Melansir laman Educate Against Hate, berikut adalah tanda-tanda umum yang dapat menjadi indikasi bahwa seorang anak atau remaja mulai terpapar pengaruh radikalisme atau ekstremisme, sebagaimana dirangkum dari panduan profesional pencegahan radikalisasi
- Mudah berdebat dan menolak sudut pandang berbeda
Anak menjadi semakin kaku dalam berpikir, tidak mau mendengar argumen lain, dan sering memaksakan pendapat.
- Menjauhi teman lama dan mengganti lingkaran pertemanan
Ia mulai menjauh dari pergaulan sebelumnya dan lebih dekat dengan kelompok tertutup atau eksklusif.
- Menjadi kasar terhadap siswa yang berbeda pandangan, agama, atau etnis
Terdapat kecenderungan untuk menyerang atau merendahkan kelompok yang dianggap “lain.”
- Percaya pada teori konspirasi dan merasa diri atau kelompoknya dikejar atau dizalimi
Anak mungkin mulai berbicara soal ancaman imajiner terhadap komunitasnya dan menunjukkan sikap defensif ekstrem.
- Berpenampilan berubah drastis, termasuk penggunaan simbol-simbol asing
Bisa berupa pakaian seragam tertentu, lambang ideologis, atau frasa ekstrem dalam tulisan atau barang pribadi.
- Meninggalkan hobi atau aktivitas yang dulu disenangi
Tanda adanya pengaruh ideologi atau kelompok yang menggantikan identitas lamanya.
- Tertutup dan tidak mau menjelaskan keberadaannya
Anak menjadi sangat rahasia, termasuk menyembunyikan aktivitas daring dan tempat yang ia kunjungi.
- Tersimpati pada kelompok atau tokoh ekstremis
Menunjukkan dukungan verbal atau emosional terhadap pelaku kekerasan, baik lokal maupun luar negeri.
- Mengganti identitas daring atau punya lebih dari satu akun
Ini bisa menjadi upaya menyembunyikan aktivitasnya, terutama di forum atau grup radikal.
- Akses ke konten ekstrem di internet atau media sosial
Anak mengakses situs, video, atau komunitas daring yang mengandung konten kekerasan ideologis, rasisme, atau ajakan bergabung ke gerakan ekstrem.
- Upaya bergabung atau menunjukkan keinginan bergabung ke kelompok ekstremis
Termasuk mencari jalur komunikasi, menyebarkan propaganda, atau meniru gaya dan retorika tokoh radikal.
Semua tanda ini tidak serta merta membuktikan bahwa seorang anak sudah menjadi radikal.
Namun, jika beberapa tanda muncul bersamaan dan berlangsung terus-menerus, itu adalah sinyal penting untuk dilakukan pengamatan lebih lanjut dan pendekatan secara bijak.