Saan Mustopa Minta Pemerintah Ambil Langkah Konkret Cegah PHK Massal

Wakil Ketua DPR Saan Mustopa. Metro TV/Candra

Saan Mustopa Minta Pemerintah Ambil Langkah Konkret Cegah PHK Massal

Achmad Zulfikar Fazli • 26 June 2025 20:54

Jakarta: Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Koarinbang), Saan Mustopa, meminta pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di berbagai sektor industri. Hal tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, tentang potensi gelombang PHK yang besar.

Menurut Saan, potensi PHK massal yang disampaikan pemerintah harus dijadikan sinyal peringatan serius. Pemerintah harus dapat mengantisipasi sebelum prediksi itu benar-benar terjadi.

“Ini kan baru istilahnya prediksi ya, bahwa ke depan akan ada PHK massal yang lebih besar. Karena itu sebelum itu terjadi, tentu DPR harus bisa mengantisipasi bersama pemerintah,” ujar Saan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025.
 
Saan juga menyoroti pentingnya keterlibatan Badan Anggaran (Banggar) maupun komisi-komisi terkait di DPR untuk menyikapi fenomena itu secara sistematis dan terukur. 

“Kita harus bisa mencarikan solusinya agar apa yang disampaikan itu tidak terjadi. Tujuannya jelas, untuk mencegah PHK puluhan ribu tenaga kerja,” tegas legislator Partai NasDem itu.
 

Baca Juga: 

Perang Iran-Israel Bisa Ancam Industri Dalam Negeri, Menaker Antisipasi PHK


Sebelumnya, Luhut mengatakan meskipun terjadi penurunan produktivitas di beberapa sektor, pemerintah menargetkan penciptaan 67.800 lapangan kerja baru sebelum akhir 2025. 

Namun, berbagai pengamat menilai angka tersebut belum sebanding dengan ancaman PHK massal yang dipicu perlambatan ekonomi global, pelemahan daya beli, dan transformasi digital yang belum siap ditopang oleh sebagian pelaku industri dalam negeri.
 
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, hingga kuartal I 2025, tercatat lebih dari 38.000 pekerja telah terkena PHK, dengan sektor manufaktur dan tekstil menjadi penyumbang terbesar. 

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan angka tersebut bisa melonjak dua kali lipat hingga akhir tahun jika tidak ada intervensi kebijakan dari pemerintah.
 
Saan menekankan antisipasi tidak hanya cukup dengan klaim penciptaan lapangan kerja, tetapi harus didukung dengan data konkret dan respons kebijakan yang adaptif. 

“Kita perlu data yang lebih konkret, yang lebih jelas, agar kita bisa memitigasinya dengan baik dan cepat,” kata dia.
 
DPR, kata Saan, siap mendesak pemerintah untuk menyusun peta jalan mitigasi PHK yang mencakup insentif pajak bagi industri padat karya, stimulus pelatihan ulang tenaga kerja, serta perlindungan sosial yang komprehensif bagi pekerja terdampak.
 
“Kalau dibiarkan tanpa langkah yang konkret, bukan hanya PHK massal yang terjadi, tapi juga potensi peningkatan kemiskinan dan gejolak sosial. Jadi kita harus bertindak sebelum semuanya terlambat,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)