Pos polisi yang dirusak massa aksi di Malang. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq
Daviq Umar Al Faruq • 27 September 2025 12:42
Malang: Aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Kota Malang, Jawa Timur, pada Jumat malam, 29 Agustus 2025, mengakibatkan kerusakan serius pada fasilitas kepolisian. Sebanyak 22 pos polisi mengalami kerusakan dengan total kerugian material mencapai Rp3,8 miliar.
Wakapolresta Malang Kota, AKBP Oskar Syamsuddin, mengungkapkan pos polisi di kawasan Alun-Alun dan Sarinah menjadi lokasi terdampak paling parah. Dua fasilitas tersebut mengalami kerusakan berat, termasuk pada perangkat penting milik institusi kepolisian.
"Kerusakan yang paling banyak di pos polisi Alun-Alun, karena ada kerusakan videotron dan server E-TLE. Itu yang agak mahal, hingga nilai kerugiannya besar," ujar Oskar di Mapolresta Malang Kota, Jumat, 26 September 2025.
Awalnya, nilai kerusakan yang dilaporkan berada pada angka Rp2 miliar berdasarkan perhitungan sementara. Namun setelah dilakukan inventarisasi ulang secara menyeluruh, angka kerugian justru meningkat signifikan.
"Total kerugiannya sekitar Rp3,8 miliar. Itu sudah termasuk kerusakan kendaraan dinas yang jadi sasaran aksi massa," jelas Oskar.
Meskipun terdapat sejumlah kendaraan yang terdampak kerusuhan, Oskar menegaskan tidak ada kendaraan milik kepolisian yang dibakar oleh massa. Kendaraan yang hangus terbakar justru merupakan milik warga yang sedang diamankan akibat mengalami kecelakaan lalu lintas.
"Kalau kendaraan Polri memang ada yang rusak, tapi itu masih bisa diperbaiki. Tidak ada yang dibakar. Justru kendaraan yang dibakar itu milik warga, korban kecelakaan lalu lintas yang saat itu sedang diamankan," terang Oskar.
Polresta Malang Kota telah mengajukan permohonan perbaikan fasilitas kepada Pemerintah Kota Malang untuk menangani kerusakan yang terjadi. Beberapa perbaikan ringan seperti penggantian kaca yang pecah sudah mulai dilaksanakan secara bertahap.
"Perbaikan pos-pos yang rusak sudah mulai dilakukan. Untuk kerusakan ringan seperti kaca pecah mulai dilakukan," ujar Oskar.
Proses perbaikan juga mencakup fasilitas milik Pemerintah Kota yang ikut terdampak dalam kerusuhan tersebut. Polresta berharap seluruh perbaikan dapat segera diselesaikan agar pelayanan publik dapat kembali beroperasi secara optimal.
Terkait investigasi lebih lanjut mengenai adanya pihak yang diduga mengorganisasi aksi ricuh, kepolisian menyatakan masih melakukan penyelidikan mendalam. Saat ini penyidik masih memfokuskan pemeriksaan terhadap 17 orang yang telah diamankan sebelumnya.
"Untuk saat ini kami masih fokus pada pendalaman peran masing-masing dari 17 orang yang sudah diamankan. Soal ada atau tidaknya yang menggerakkan, itu masih kita dalami," pungkas Oskar.