Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 26 September 2025 18:40
Jakarta: Bank Indonesia (BI) terus melakukan berbagai langkah untuk memastikan likuiditas di perbankan mengalir lancar ke perekonomian. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengibaratkan peran bank sentral seperti sumber mata air yang menyalurkan air ke dua sawah, yaitu sawah sektor keuangan dan sawah sektor riil.
Tugas BI memastikan sawah pertama, yakni sektor keuangan, cukup dialiri air. Harapannya, aliran tersebut berlanjut hingga menghidupi sawah kedua, yakni sektor riil, sehingga ekonomi tumbuh lebih subur.
Sejak September 2024, BI telah enam kali menurunkan BI-Rate hingga mencapai 4,75 persen pada September 2025. Di sisi lain, instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga menurun dengan nilai Rp200,35 triliun. BI pun membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp217 triliun dan memberikan insentif likuiditas Rp384 triliun. Secara total, bank sentral mengucurkan Rp800 triliun, ditambah dukungan pemerintah sebesar Rp200 triliun.
Namun, muncul pertanyaan mengapa dana yang sudah digelontorkan belum sepenuhnya mengalir ke sektor riil. Padahal, BI-Rate, suku bunga pasar uang, hingga imbal hasil (yield) SBN telah menurun. Meski begitu, suku bunga deposito dinilai masih relatif tinggi.
Baca juga:
Respons Pelemahan Rupiah, BI Gunakan Seluruh Instrumen Jaga Stabilitas |
(Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: Dok istimewa)
Bank sentral mencatat suku bunga deposit facility telah diturunkan dari 4,25 persen pada Agustus 2025 menjadi 3,75 persen pada September 2025, atau turun 50 basis poin (bps). Dengan demikian, imbal hasil penempatan dana perbankan di BI ikut turun.
Langkah ini diharapkan mendorong perbankan mencari peluang yang lebih produktif, salah satunya dengan menyalurkan kredit ke sektor riil. Perry menekankan, jika suku bunga deposito turun, maka suku bunga kredit juga bisa ikut menurun. Pada akhirnya, aliran likuiditas dari sektor keuangan benar-benar sampai ke sektor riil.
“Sinergi dengan pemerintah sangat penting, termasuk melalui percepatan belanja anggaran, agar dana benar-benar menggerakkan sektor riil,” ujar Warjiyo. (Aulia Rahmani Hanifa)