Marak Barang Tertinggal, Hotel yang Sempat Didiami Jemaah Indonesia Di-sweeeping

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) gabungan Daker Madinah melakukan sweeping hotel yang sempat didiami Jemaah Indonesia. Foto: Dok/Media Center Haji

Marak Barang Tertinggal, Hotel yang Sempat Didiami Jemaah Indonesia Di-sweeeping

Misbahol Munir • 13 May 2025 12:51

Madinah: Sejumlah hotel di Madinah mulai lengggang usai ditinggalkan jemaah Indonesia yang bergerak menuju Makkah. Namun, petugas masih tampak sibuk, meski jemaah sudah pergi meninggalkan hotel.  

Petugas haji wira-wiri melakukan sweeping kamar di sejumlah hotel. Hal itu dilakukan untuk memastikan tidak ada barang jemaah yang tertinggal. 

Pantauan di lokasi, petugas tengah melakukan sweeping Hotel Mirage Taiba, Madinah, yang sempat didiami kelompok terbang (kloter) jemaah haji asal embarkasi JKG 8 (Jakarta). Anggota tim akomodasi Sektor 5, Daker Madinah, Asep Saepullah, menjelaskan sweeping ini untuk menyisir barang-barang jemaah yang tertinggal. 

Sweeping itu proses pengecekan ulang semua kamar yang habis ditinggalkan jemaah. Kami pastikan tidak ada barang mereka yang tertinggal. Baik di bawah selimut, di lemari, kamar mandi, atau laci-laci meja,” kata Asep saat berbincang dengan teman-teman Media Center Haji, Senin, 12 Mei 2025.
 

Baca Juga: 

Jamin Pelayanan, Komnas Haji Buka Kanal Pelaporan dan Pengaduan



Anggota tim akomodasi Sektor 5, Daker Madinah, Zulkifli Ismail, berhasil membawa dua kantong plastik besar saat melakukan sweeping. Barang-barang yang mereka kumpulkan antara lain sandal, kaos, botol air minum, hingga makanan ringan. Sejumlah barang itu langsung dilaporkan ke tim layanan perlindungan jemaah (linjam) untuk didata dan diamankan.

Pergerakan calon jemaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah mulai masif. Sejak Sabtu, 10 Mei 2025 hingga Senin, 12 Mei 2025, pukul 18.00 Waktu Arab Saudi, tercatat 206 kloter atau 80.107 jemaah sudah tiba di Arab Saudi. Sebanyak 11.230 jemaah telah tiba di Makkah pada hari ketiga pendorongan.

Kasi Linjam Daker Madinah, M. Slamet, menjelaskan fenomena barang jemaah tertinggal menjadi masalah yang nyaris tak terhindarkan. Menurut Slamet, barang tertinggal seperti tas, koper, kursi roda, bahkan handphone kerap ditemukan di hotel maupun Masjid Nabawi.

“Banyak yang kita temukan di hotel-hotel tempat jemaah Indonesia menginap. Ada tas koper, kursi, HP, dan lain sebagainya,” kata Slamet.



Untuk koper, Slamet menambahkan fenomena ini tak lepas dari sistem penempatan hotel berdasarkan fast track embarkasi. Gerak jemaah harus cepat dan tidak selalu satu lokasi.

"Kadang hotelnya pun berbeda-beda, jadi perpindahan logistik jemaah juga tidak sesederhana itu. Koper jadi seperti hilang, padahal kami amankan," ujar dia.

Mengatasi hal itu, Linjam menerapkan sistem koordinasi lintas sektor yang terstruktur. Setiap sektor (1 sampai 5) memiliki petugas Linjam, dan mereka tergabung dalam grup koordinasi melalui WhatsApp (WA). ?Jika ada barang tertinggal yang ditemukan sektor (di hotel maupun Masjid Nabawi) atau bandara, datanya akan langsung dibagikan ke grup untuk ditindaklanjuti.

“Kita bikin WA Group tentang linjam Madinah. Kita share, dan kita sampaikan misalnya embarkasi ini nanti dia ke sektor berapa. Kita informasikan, supaya linjam punya waktu mengambil barang di dakar Madinah,” ujar dia.
 
Baca Juga: 

Jemaah Haji Indonesia Diimbau Patuhi 5 Larangan Ini Selama di Tanah Suci


Barang-barang yang ditemukan akan didata berdasarkan embarkasi, kemudian diserahkan kepada Linjam sektor masing-masing untuk dijemput. Jika jumlahnya sedikit, bisa dijemput langsung. Namun, jika banyak, sektor harus menyiapkan kendaraan.

Slamet mengimbau jemaah tak panik bila memiliki barang tertinggal atau hilang dan berasumsi barangnya dicuri orang.  Sebaiknya melaporkan lebih dulu ke Tim Linjam. Kemungkinan besar barangnya tertinggal dan sedang diproses atau didata untuk dikembalikan. 

“Kalau jemaah merasa kehilangan, jangan buru-buru memvonis. Laporkan saja ke ketua kloter, ketua rombongan, atau linjam di sektor. Nanti kami koordinasikan untuk dicari,” kata dia. 

Dia mengimbau jemaah selalu membawa identitas dan menandai barang-barang pribadi dengan informasi lengkap seperti nama, nomor kloter, embarkasi, hingga nama hotel. Tujuannya agar pelacakan bisa dilakukan lebih cepat bila terjadi kehilangan.

“Kalau tasnya ditulisi hotel, embarkasi, rombongan, itu akan sangat memudahkan kami saat ada laporan kehilangan,” kata dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)