Presiden Tiongkok Xi Jinping. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 1 November 2025 12:19
Gyeongju: Presiden Tiongkok Xi Jinping meminta Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi pada Jumat, 31 Oktober, untuk mematuhi dan menjalankan ketentuan yang jelas mengenai isu-isu utama demi memastikan fondasi hubungan Tiongkok-Jepang tidak rusak ataupun goyah.
Xi menyerukan agar kedua negara berpegang dan melaksanakan ketentuan yang jelas mengenai isu-isu besar seperti sejarah dan Taiwan, sebagaimana tercantum dalam empat dokumen politik antara Tiongkok dan Jepang, lapor kantor berita resmi Xinhua.
Dikutip dari Antara, Sabtu, 1 November 2025, ia juga mendesak Tokyo untuk menegakkan semangat “Pernyataan Murayama” yang mencerminkan pengakuan atas sejarah agresi Jepang dan berisi permintaan maaf kepada negara-negara korban.
Xi menyerukan agar kedua negara mengimplementasikan konsensus politik secara komprehensif memajukan hubungan strategis yang saling menguntungkan, menjadi mitra, dan bukan ancaman satu sama lain, serta menjadikan sejarah sebagai cermin dan membuka masa depan.
Pernyataan tersebut disampaikan Xi dalam pertemuan antara kedua pemimpin di kota Gyeongju, Korea Selatan, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Xi menyatakan bahwa Tiongkok siap bekerja sama dengan Jepang untuk membangun hubungan yang konstruktif dan stabil, sesuai dengan tuntutan era baru, serta memperkuat hubungan strategis yang saling menguntungkan.
Ia menambahkan bahwa hubungan Tiongkok-Jepang saat ini menghadapi peluang sekaligus tantangan. Oleh sebab itu, ia berharap kabinet baru Jepang dapat membentuk pemahaman yang benar tentang Tiongkok serta tetap berpegang pada arah besar perdamaian, persahabatan, dan kerja sama antara kedua negara.
Tak sampai di situ, Xi juga menekankan pentingnya menjaga kerja sama yang saling menguntungkan, termasuk memperkuat kolaborasi di bidang manufaktur berteknologi tinggi, ekonomi digital, dan keuangan, serta bersama-sama mempertahankan sistem perdagangan multilateral dan memastikan rantai industri serta pasokan yang stabil dan lancar.
“Kedua negara harus menerapkan multilateralisme sejati dan mendorong terbentuknya komunitas Asia-Pasifik,” ujar Xi, sambil mendesak kedua pihak untuk mengelola perbedaan dengan baik, mencari kesamaan sambil menghormati perbedaan.
Adapun Takaichi menyebut Tiongkok sebagai negara tetangga penting bagi Jepang.
Ia mengatakan bahwa Jepang dan Tiongkok memikul tanggung jawab besar bagi perdamaian dan kemakmuran di kawasan maupun dunia.
Takaichi menambahkan bahwa Jepang akan tetap berpegang pada posisi yang tertuang dalam Pernyataan Bersama Jepang-Tiongkok tahun 1972 terkait isu Taiwan.
Baca juga: Jepang Protes Pembangunan Struktur Baru oleh Tiongkok di Laut China Timur