Kegiatan Baayun Maulid yang dipusatkan di kawasan mesjid bersejarah yaitu Mesjid Sultan Suriansyah. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 8 September 2025 09:05
Rantau: Bulan Rabiul Awal dalam kalender Islam yang merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid) selalu diperingati mayoritas umat muslim termasuk di Kalimantan Selatan. Tradisi yang identik dengan maulid nabi Muhammad SAW adalah Baayun Maulid.
Hari ini Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar kegiatan Baayun Maulid yang dipusatkan di kawasan mesjid bersejarah yaitu Mesjid Sultan Suriansyah. Ratusan orang warga dari beragam usia anak-anak hingga dewasa mengikuti kegiatan ini.
Tak kalah meriah akhir pekan lalu, tradisi baayun maulid juga digelar di Mesjid Raya Al Mukarramah di Desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin. Kegiatan baayun maulid di Tapin ini merupakan yang terbesar di Kalsel. Ribuan jemaah dari berbagai daerah mengikuti ritual peringatan maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus baayun maulid.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin, mengatakan Pemprov Kalsel mendorong pelestarian tradisi Baayun Maulid yang memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri.
"Baayun Maulid bukan sekadar simbol, melainkan wujud integrasi antara nilai keagamaan dan budaya lokal. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, sekaligus doa agar anak-anak yang diayun tumbuh sehat, berakhlak mulia, dan selalu dalam lindungan Allah," kata Syarifuddin dalam keterangan pers.
Baayun Maulid adalah tradisi mengayun bayi atau anak sambil dibacakan syair Islami dan doa kepada anak agar kelak menjadi anak berbakti pada orang tua dan agama. Meski diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak, namun banyak pula orang dewasa yang menjadi peserta baayun maulid (mulud) ini.
Bupati Tapin, Yamani, mengatakan tradisi Baayun Maulid telah menjadi ikon daerah dan banyak menarik perhatian masyarakat bahkan dari luar Tapin.
Tercatat sebanyak 3.160 orang mengikuti prosesi Baayun Maulid yang berasal dari berbagai daerah seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, hingga Banten.
Peserta baayun tertua tercatat bernama Arfah berusia 96 tahun dari Desa Banua Halat. Adapun peserta termuda adalah bayi berusia 21 hari bernama Siti Aisah dari Desa Banua Hanyar Hulu.