Harga Emas Masih Bullish, Investor Diminta Waspadai Koreksi

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Masih Bullish, Investor Diminta Waspadai Koreksi

Eko Nordiansyah • 20 October 2025 11:00

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) menutup pekan lalu dengan performa mengesankan setelah sempat menyentuh level psikologis USD4.300 per troy ounce, menandai salah satu capaian tertinggi sepanjang sejarah perdagangan logam mulia.

Penguatan emas ini didorong oleh ekspektasi berlanjutnya kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed), yang terus menjadi katalis utama bagi tren bullish dalam beberapa minggu terakhir. Namun, menjelang awal pekan baru, muncul indikasi adanya koreksi teknikal jangka pendek seiring dengan meningkatnya sentimen risk-on di pasar global.

“Pergerakan harga emas saat ini masih mendapat dukungan kuat dari tren naik yang solid. Secara teknikal, XAU/USD masih menunjukkan bias bullish yang sehat dengan peluang penguatan menuju area krusial di USD4.350,” kata Analis Dupoin Futures Indonesia Wisnu Dewojati dalam keterangannya, Senin, 20 Oktober 2025.

Ia menambahkan pola pergerakan harga saat ini berada dekat area fibonacci retracement 23,6 persen, yang menjadi batas penting bagi potensi konsolidasi jangka pendek. “Apabila terjadi koreksi ringan, area USD4.186 bisa menjadi titik kunci penentu arah tren berikutnya,” tambah dia.

Dinamika geopolitik dan kebijakan moneter global

Dari sisi fundamental, dinamika geopolitik dan kebijakan moneter global masih menjadi penggerak utama harga emas. Selama sesi perdagangan akhir pekan lalu, logam mulia sempat mencetak All Time High di atas USD4.375 sebelum mengalami tekanan jual moderat akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan potensi pelonggaran hubungan dagang dengan Tiongkok.

Dalam wawancara bersama Fox Business, Trump menegaskan tarif tinggi terhadap produk-produk impor Tiongkok “tidak akan berkelanjutan,” serta mengonfirmasi rencana pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan dua minggu mendatang. Komentar tersebut memicu peningkatan sentimen positif di pasar saham global dan mendorong pergeseran sementara dari aset safe-haven seperti emas ke aset berisiko.
 

Baca Juga :

Rincian Harga Emas UBS dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini



(Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti)

Meski demikian, momentum bullish emas secara keseluruhan masih sangat kuat. Selama sembilan pekan berturut-turut, harga emas mencatat kenaikan beruntun dan berhasil menguat lebih dari lima persen hanya dalam sepekan terakhir. Kenaikan ini juga diperkuat oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed yang lebih longgar.

Para pelaku pasar memperkirakan The Fed masih akan melanjutkan agenda pemangkasan suku bunga pada pertemuan Oktober, seiring dengan menurunnya angka inflasi dan melemahnya pertumbuhan sektor tenaga kerja di Amerika Serikat.

Dalam komentarnya, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan pihaknya kini lebih berhati-hati dan akan menyesuaikan kebijakan “pertemuan demi pertemuan” berdasarkan data terbaru. Nada dovish Powell semakin memperkuat pandangan siklus pelonggaran moneter belum berakhir, yang menjadi faktor penopang kuat bagi harga emas di tengah ketidakpastian global.

Proyeksi harga emas

Secara teknikal, grafik harian emas masih menampilkan pola higher high – higher low, menandakan dominasi tren naik belum berakhir. Selama harga tetap bergerak di atas USD4.186, peluang penguatan lanjutan menuju USD4.350-USD4.375 masih terbuka lebar. Namun, apabila terjadi penembusan ke bawah level tersebut, koreksi lebih dalam menuju USD4.100-USD4.050 bisa terjadi dalam jangka pendek.

“Fase koreksi saat ini sebaiknya tidak dianggap sebagai pembalikan arah tren, melainkan sebagai kesempatan re-entry bagi pelaku pasar yang menunggu momentum beli,” tutur Wisnu.

Ia juga menekankan pentingnya disiplin manajemen risiko, terutama di tengah volatilitas tinggi yang kerap muncul menjelang pernyataan kebijakan The Fed. Dengan kombinasi faktor fundamental seperti ekspektasi pelonggaran suku bunga, ketidakpastian geopolitik, dan tren teknikal yang masih mendukung, harga emas diperkirakan akan tetap kuat dalam jangka pendek hingga menengah.

“Namun, potensi koreksi teknikal tetap perlu diantisipasi sebagai bagian dari dinamika pasar yang sehat terutama menjelang rilis data ekonomi AS dan pembaruan arah kebijakan The Fed yang akan sangat menentukan langkah emas selanjutnya,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)