Rais Aam Tak Hadir, Pleno PBNU Batal Digelar

Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua dari kanan) memberi keterangan pers mengenai batalnya Rapat Pleno karena ketidakhadiran Rais Aam KH. Miftachul Akhyar. Foto: Dok/Antara

Rais Aam Tak Hadir, Pleno PBNU Batal Digelar

Misbahol Munir • 11 December 2025 17:45

Jakarta: Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang semula dijadwalkan berlangsung Kamis siang urung digelar karena Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar tak hadir sehingga rapat pleno harus ditunda sesuai AD/ART.

“Rapat pleno hari ini diubah statusnya menjadi Rapat Koordinasi Penanganan Kebencanaan PBNU. Bukan dibatalkan, tapi diubah statusnya,” ujar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis, 11 Desember 2025.

Gus Yahya, sapaan Yahya Cholil Staquf, menjelaskan undangan rapat yang dituangkan dalam Surat Nomor 4803/PB.01/4.I.01.01/99/12/2025 itu sudah disebarkan ke seluruh anggota rapat yang terdiri unsur-unsur Mustasyar (dua pengurus), Syuriyah (17 Pengurus), A'wan (9 Pengurus), Tanfidziyah (28 Pengurus), Ketua-ketua Lembaga (11 Lembaga) dan Badan Otonomi (8 Banom), dan 33 hadir online.

Ada tiga agenda utama yang sebelumnya akan dibahas yaitu evaluasi program, konsolidasi organisasi, dan penanggulangan bencana.
 


Rapat Pleno merupakan forum strategis permusyawaratan di lingkungan NU yang diselenggarakan sekurang-kurangnya enam bulan sekali dengan melibatkan unsur Mustasyar, Pengurus Lengkap Syuriyah, Pengurus Harian Tanfidziyah, serta pimpinan Lembaga dan Badan Otonom, untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan menetapkan kebijakan organisasi.

“Bahwa undangan rapat telah dikirimkan kepada Rais Aam dan telah pula dikonfirmasi secara langsung melalui komunikasi personal,” kata Gus Yahya.


Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Foto: Dok/Biro Pers Setpres

Menurutnya, meskipun secara undangan dan pelaksanaan Rapat Pleno telah disampaikan secara patut dan syarat kuorum Rapat Pleno telah terpenuhi sebagaimana AD/ART dan Peraturan Perkumpulan, Ketua Umum selaku mandataris bersepakat dengan seluruh peserta yang hadir untuk tetap taat secara konstitusi mengubah forum Rapat Pleno.

“Bahwa atas pertimbangan tersebut forum Rapat Pleno memutuskan menjadi Rapat Koordinasi Penanggulangan Kebencanaan PBNU yang saat ini terjadi,” katanya.

Selain hal tersebut, Pleno PBNU juga membahas dinamika internal organisasi yang saat ini terjadi untuk menyelesaikan kemelut dalam tubuh PBNU menempuh jalan Islah sebagaimana diamanahkan oleh para mustasyar dan kiai sepuh.

“Pertemuan di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri dan pertemuan di Ponpes Tebuireng, Forum Musyawarah Mustasyar, Masyayikh dan para sesepuh NU, menyerukan agar pihak-pihak yang berkonflik melakukan islah,” kata Gus Yahya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Misbahol Munir)