Ilustrasi. Foto: Freepik.
Beijing: Tiongkok semakin memperkuat posisinya dalam perekonomian global dengan merangkul berbagai kerja sama internasional. Melalui kebijakan yang lebih terbuka dan partisipasi aktif dalam perdagangan dunia, negara ini terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Melansir Xinhua, Senin, 7 Oktober 2024, Mohan, kota kecil di selatan Provinsi Yunnan, mencatat sejarah perdagangan bulan lalu dengan lebih dari 10 juta ton barang, termasuk buah, kopi, AC, dan kendaraan energi baru, diangkut melalui Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dalam tiga tahun terakhir.
Sejak dibuka Desember 2021, jalur kereta api sepanjang 1.035 km ini menjadikan Mohan sebagai pusat transportasi penting, satu-satunya pelabuhan darat tingkat nasional yang menghubungkan Tiongkok dan Laos, membuka peluang baru.
Kisah Mohan mencerminkan keterbukaan ekonomi Tiongkok yang terus tumbuh sejak 75 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, dengan perkembangan pesat di berbagai bidang.
Dengan keyakinan keterbukaan adalah kunci, Tiongkok aktif memperluas perdagangan, menarik investasi asing, dan memperkuat keunggulan globalnya demi mencapai manfaat bersama dengan negara lain.
Mendorong pertumbuhan perdagangan dan investasi global
Pada 1950, perdagangan luar negeri Tiongkok hanya USD1,1 miliar. Tetapi pada 2023, angka ini melonjak menjadi USD5,9 triliun, menyumbang 12,4 persen dari perdagangan global dan menjadikannya pemimpin dunia selama tujuh tahun berturut-turut.
Perdagangan jasa Tiongkok juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, dari hampir nol pada awal berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, menjadi USD933,1 miliar pada 2023, menempatkan Tiongkok di peringkat keempat dunia.
Tiongkok memperluas impor untuk meningkatkan peluang pasar, mengimpor barang dari lebih dari 200 negara pada 2023. China International Import Expo (CIIE), pameran impor internasional, telah diadakan selama enam tahun berturut-turut.
Tiongkok menurunkan tarif menjadi 7,3 persen dan memberikan tarif nol untuk negara berkembang yang memiliki hubungan diplomatik mulai 1 Desember tahun ini. Selain itu, negara ini telah membangun 22 zona perdagangan bebas dan menandatangani 22 perjanjian perdagangan bebas dengan 29 negara dan kawasan.
Investasi asing juga meningkat, dengan Tiongkok mencatat investasi langsung asing sebesar USD163,3 miliar pada 2023, melonjak 176 kali lipat sejak 1983. Investasi nonfinansial mencapai USD130,1 miliar, meningkat 61 kali lipat sejak 2003, dan Tiongkok tetap di peringkat ketiga dunia dalam hal investasi selama 11 tahun berturut-turut.
Mempercepat keterbukaan institusi
Tiongkok terus memperluas keterbukaan kelembagaan dalam beberapa dekade terakhir untuk mendukung pembangunan berkualitas tinggi serta menciptakan peluang pertumbuhan bagi dunia melalui berbagai kebijakan.
Pada September, Tiongkok mengumumkan izin untuk mendirikan rumah sakit sepenuhnya milik asing di beberapa kota, seperti Beijing, Shanghai, dan Hainan. Selain itu, mereka merilis daftar negatif investasi asing untuk 2024, mengurangi batasan dari 31 menjadi 29, dan menghilangkan pembatasan di sektor manufaktur.
Jin Xiandong dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional menegaskan Tiongkok berkomitmen untuk berbagi manfaat dan mendukung globalisasi ekonomi. Mereka akan terus meningkatkan liberalisasi dan mempermudah investasi asing serta mengoptimalkan layanan bagi perusahaan asing.
Dalam sidang pleno ke-20 Partai Komunis Tiongkok, komitmen untuk membuka diri dan mendorong reformasi semakin ditekankan. Tiongkok berencana memanfaatkan potensi pasarnya untuk memperluas kerja sama internasional dan mengembangkan institusi ekonomi terbuka yang lebih baik.
Zhang Bin dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok menekankan pentingnya menyelaraskan regulasi ekonomi dengan standar internasional dan meningkatkan kerja sama antara pasar domestik dan global untuk memperkuat keunggulan dalam persaingan ekonomi internasional.
Tiongkok menunjukkan komitmen kuat untuk terhubung dengan ekonomi global melalui berbagai langkah yang diambil. Dengan kebijakan yang lebih terbuka dan kerja sama internasional, Tiongkok tidak hanya memperkuat ekonominya sendiri, tetapi juga membantu pertumbuhan ekonomi dunia.
Harapan untuk manfaat bersama dan peluang yang lebih baik di masa depan semakin jelas, berkat usaha Tiongkok untuk terus beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi tantangan global. (
Nanda Sabrina Khumairoh)