Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Mata uang rupiah menguat tipis pada perdagangan hari ini. Mata uang rupiah naik setelah data-data ekonomi Paman Sam yang suram memperlemah laju dolar AS.
Bloomberg melansir mata uang rupiah melemah 0,09 persen atau 14 bps ke level Rp15.480 per USD pada pembukaan perdagangan Selasa, 28 November 2023. Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah melemah 0,12 persen atau 20 bps menjadi Rp15.469 per USD.
Sementara itu, mata uang dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) seiring beragamnya data pasar perumahan AS. Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,16 persen menjadi 103,2078.
Teknikal mata uang dolar AS
Relative Strength Index (RSI) menunjukkan dolar AS diperdagangkan mendekati wilayah oversold. Hal ini menunjukkan tekanan jual berlebihan sehingga terjadi momentum bearish.
Selain itu, histogram Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan garis MACD berada di bawah garis sinyal, memberikan bukti potensi pembalikan bearish.
Menambah kemungkinan bearish, pasangan mata uang ini masih berada di bawah naungan Simple Moving Average (SMA) 20, 100, dan 200 hari, yang menunjukkan bahwa pembeli mengalami kesulitan untuk merebut kendali dari penjual. Dengan pasangan ini berada di bawah SMA, kelanjutan tren turun mungkin akan terjadi.
Data AS
Biro Sensus Departemen Perdagangan AS pada Senin, 27 November 2023 mencatat, penjualan rumah baru di AS turun 5,6 persen ke tingkat tahunan penyesuaian musiman sebesar 679 ribu unit pada Oktober. Laju penjualan September direvisi lebih rendah menjadi 719 ribu unit dari yang dilaporkan sebelumnya 759 ribu unit.
Harga median penjualan rumah baru yang terjual pada Oktober turun menjadi USD409.300 dari USD422.300 pada bulan sebelumnya dan turun 17,6 persen dari bulan yang sama tahun lalu, serta menjadi level terendah sejak Agustus 2021.