Gegara Konflik Timur Tengah, Rupiah Pekan Ini Bakal Tertekan hingga Sentuh Rp16 Ribu

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Gegara Konflik Timur Tengah, Rupiah Pekan Ini Bakal Tertekan hingga Sentuh Rp16 Ribu

Media Indonesia • 22 October 2023 13:12

Jakarta: Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut nilai tukar (kurs) rupiah kemungkinan dalam sepekan kedepan masih akan melemah. Ini imbas tensi politik di Timur Tengah yang masih tinggi.
 
"Karena adanya tensi politik di Timur Tengah yang relatif lebih tinggi, apalagi keterlibatan Hizbullah yang akan mau memasuki wilayah Israel. Kemudian Israel pun akan melakukan serangan darat, lalu adanya embargo Iran terhadap Israel untuk minyak mentahnya jadi membuat ketegangan menjadi lebih tinggi," kata Ibrahim saat dihubungi, Minggu, 22 Oktober 2023.
 
Kemudian, lanjut dia, terkait dengan keputusan bank Sentral Amerika yang masih tetap akan mempertahankan suku bunga tinggi. "Kemungkinan besar kenaikan suku bunga (The Fed) masih satu kali lagi dan di 2024 juga masih akan menaikkan suku bunga," terang Ibrahim.
 
Dijelaskannya, hal itu disebabkan oleh inflasi yang tinggi karena ekspor gasoline dan solar dari Rusia ke Eropa dibatasi hanya 50 persen. Sementara Eropa, Amerika, dan sebagian Asia saat ini sudah memasuki musim dingin.
 
Kondisi tersebut membuat harga-harga bahan bakar kemungkinan akan mengalami kenaikan yang membuat hal ini akan berimbas kepada inflasi yang kembali naik di akhir tahun. Dengan suku bunga tinggi, kemudian tensi geopolitik ini membuat kurs rupiah terhadap dolar AS bisa menyentuh level Rp16 ribu per USD.

Baca juga: Investor Langsung Jual Dolar AS saat Tahu Gibran Jadi Bakal Cawapres Prabowo
 

Terdongkrak sentimen Pilpres

 
Dari internal, Ibrahim melihat pencalonan Wali Kota Surakarta yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto kemungkinan besar akan membuat rupiah menguat.
 
"Karena pengumuman untuk deklarasi capres dan cawapres terjadi di Senin, kemungkinan besar di Senin itu yang memang secara teknikal dan fundamental rupiah ini kemungkinan besar masih akan melemah, tapi kemungkinan setelah deklarasi diumumkan rupiah akan menguat," ungkap dia.
 
Menurut Ibrahim, rupiah bisa menguat karena banyak investor-investor dalam negeri yang melakukan aksi jual terhadap dolar AS sehingga rupiah menguat. Walaupun, di hari-hari berikutnya kemungkinan besar masih melemah karena faktor eksternal masih cukup mendominasi.
 
"Walaupun Bank Indonesia (BI) juga masih tetap melakukan intervensi di obligasi, ini pun masih belum cukup kuat," jelas Ibrahim.
 
Hal lain yang bisa membuat rupiah menguat adalah neraca perdagangan yang tidak defisit serta ada titik temu di Timur Tengah seperti gencatan senjata. Hal itu yang kemungkinan besar membawa rupiah bisa menguat tajam.
 
"Karena fundamental dalam negeri hampir semua cukup bagus, cuma karena masalah tensi eksternal yang begitu kuat sehingga rupiah pun mengalami pelemahan," tutup Ibrahim.
 
(NAUFAL ZUHDI)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)