Rupiah Ditutup Naik ke Level Rp15.125/USD Menjelang Akhir Pekan

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Ditutup Naik ke Level Rp15.125/USD Menjelang Akhir Pekan

Husen Miftahudin • 27 September 2024 16:34

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan ini mengalami penguatan kembali, setelah sempat tergelincir kemarin.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 27 September 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.125 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 40 poin atau setara 0,26 persen dari posisi Rp15.165 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin depan akan mengalami penguatan kembali.

"Untuk perdagangan Senin besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.030 per USD hingga Rp15.140 per USD," ujar Ibrahim, dikutip dari analisis hariannya.

Ia pun membeberkan penyebab menguatnya nilai tukar rupiah saat melawan dolar AS hari ini, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
 
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Menguat ke Level Rp15.092/USD

Pengangguran AS turun


Greenback mulai memangkas kerugian setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun 4.000 ke level terendah empat bulan sebesar 218 ribu, di bawah perkiraan 225 ribu oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Laporan lain menunjukkan laba perusahaan meningkat pada kecepatan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan sebelumnya pada kuartal kedua sementara produk domestik bruto tumbuh pada tiga persen yang tidak direvisi.

Ukuran pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS secara tak terduga naik pada Agustus, meskipun pengeluaran bisnis untuk peralatan tampaknya telah berkurang pada kuartal ketiga.

Sejumlah pejabat bank sentral AS berpidato pada Kamis, meskipun beberapa, termasuk Ketua Fed Jerome Powell, menolak berkomentar mengenai kebijakan moneter.


(Ilustrasi rupiah. Foto: MI)

Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Fed 6-7 November, dengan peluang 51,3 persen untuk penurunan setengah poin persentase yang sangat besar, menurut Alat FedWatch CME Group.

Selain itu, Bank sentral Tiongkok pada Jumat menurunkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan saat Beijing meningkatkan stimulus untuk menarik kembali pertumbuhan ekonomi menuju target sekitar lima persen tahun ini dan melawan tekanan deflasi.

"Lebih banyak langkah fiskal diharapkan akan diumumkan sebelum hari libur Tiongkok yang dimulai pada tanggal 1 Oktober, setelah pertemuan para pemimpin tertinggi Partai Komunis menunjukkan peningkatan rasa urgensi tentang meningkatnya hambatan ekonomi," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)