Dolar AS Akhirnya Menguat

Ilustrasi dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.

Dolar AS Akhirnya Menguat

Husen Miftahudin • 16 December 2023 08:45

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya mengalami penguatan pada perdagangan Jumat (Sabtu WIB), setelah Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams menolak ekspektasi penurunan suku bunga pasar, meskipun indeks dolar tetap berada di jalur kinerja mingguan terburuknya dalam sebulan.
 
Dikutip dari FX Street, Sabtu, 16 Desember 2023, indeks dolar pada perdagangan Jumat waktu setempat naik 0,56 persen menjadi 102,52. Di hari sebelumnya, indeks ini turun menjadi 101,76, terendah sejak 10 Agustus 2023.
 
Secara mingguan, indeks dolar berada di jalur kerugian sebesar 1,39 persen. Ini menjadi kinerja mingguan dolar AS terburuk sejak 19 November 2023.
 
Diketahui, Ketua Fed Jerome Powell juga ditafsirkan memberikan nada yang lebih dovish pada akhir pertemuan dua hari bank sentral AS, ketika ia mengatakan pengetatan kebijakan moneter kemungkinan besar akan berakhir, dengan diskusi mengenai pemotongan kebijakan moneter yang akan dilakukan.
 
Sebagian besar pergerakan dolar AS minggu ini juga tercatat disebabkan oleh penyeimbangan kembali posisi yang sangat condong ke arah greenback dan fokus pada pasangan mata uang tertentu, seperti terhadap yen Jepang.
 
Para pedagang memperkirakan ekspektasi agresif terhadap penurunan suku bunga, dengan penurunan pertama kemungkinan terjadi pada Maret dengan penurunan sebesar 141 basis poin pada Desember.
 
Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga mengatakan The Fed mungkin perlu segera mengalihkan fokusnya untuk mencegah peningkatan pengangguran guna memerangi inflasi.

Baca juga: Rupiah Jumat Sore Ditutup Menguat Tipis ke Rp15.492/USD
 

Euro melempem

 
Di sisi lain, nilai tukar (kurs) Euro turun 0,83 persen menjadi USD1,0899. Poundsterling mencapai USD1,1009 pada Kamis, tertinggi sejak 29 November. Sterling turun 0,60 persen menjadi USD1,2690, setelah mencapai USD1,2793 pada Kamis, tertinggi sejak 22 Agustus.
 
Pergerakan Euro dan poundsterling pada Kamis didukung oleh penolakan penurunan suku bunga Bank Inggris (ECB) dan Bank Sentral Eropa.
 
Meski demikian, investor masih menaruh harapan besar pada penurunan suku bunga kedua bank sentral tersebut pada tahun depan.
 
ECB diketahui memiliki lebih banyak ruang untuk melakukan pelonggaran, menurut ahli strategi Pepperstone Chris Weston, mengingat pertumbuhan zona euro yang rendah dan penurunan inflasi yang cepat.
 
"Namun, penolakan dari (Presiden ECB) Lagarde dan kawan-kawan menunjukkan dugaan mengenai waktu pelonggaran awal. Mungkin ini adalah fungsi yang diinginkan untuk menjaga mata uang tetap kuat untuk membatasi inflasi yang diimpor," tutur Chris.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)