Ilustrasi mobil listrik. Foto: Nissan
Media Indonesia • 25 February 2024 08:25
Jakarta: Penetrasi kendaraan listrik di Indonesia memerlukan kolaborasi banyak pihak. Pasalnya, penerapan pemakaian masif terhadap kendaraan listrik itu masih dihadapkan berbagai tantangan.
Kolaborasi antara pemerintah, swasta, BUMN, bahkan mahasiswa menjadi penting untuk bisa memasifkan kendaraan listrik demi tercapainya cita cita transisi energi.
Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Muda Kementerian ESDM Andi Hanif mengatakan, dalam memasifkan kendaraan listrik, pemerintah telah melakukan berbagai langkah strategis, seperti penyediaan infrastruktur untuk menumbuhkan minat masyarakat untuk beralih.
Hingga Desember 2023, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Indonesia mencapai 932 unit. Jumlah tersebut tersebar di seluruh Indonesia dan siap melayani seluruh kebutuhan masyarakat pengguna mobil listrik.
Sedangkan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) untuk sepeda motor listrik ada 1.772 unit.
"Pemerintah juga memberikan berbagai kemudahan untuk pihak swasta maupun investor untuk sama-sama menjamurkan infrastruktur ini. Menjamurnya infrastruktur ini mampu menumbuhkan minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik," kata Andi dalam acara Gatrik Goes to Campus dilansir Media Indonesia, Minggu, 25 Februari 2024.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ditjen EBTKE Robi Kurniawan menambahkan pentingnya masyarakat pindah dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik sebagai akselerator penting dalam menurunkan emisi karbon. Pada 2030, Indonesia menargetkan bisa mengurangi hingga 358 juta ton CO2 emisi karbon.
"Sedangkan penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu instrumen dalam reduksi dan energi efisiensi. Masifnya kendaraan listrik di Indonesia mampu berkontribusi dalam mengurangi 7,23 juta ton CO2 per tahun," jelas dia.
Program konversi listrik
Untuk bisa memberikan berbagai opsi kepada masyarakat, pemerintah juga membuka program konversi motor listrik. Upaya ini, selain lebih hemat dari sisi masyarakat, juga mampu memaksimalkan jumlah kendaraan yang ada saat ini tetapi dengan pengurangan emisi yang lebih masif.
Ia menjelaskan dengan konversi motor BBM ke motor listrik, pemerintah bisa menghemat impor BBM hingga 13,77 juta barel per tahun. Penurunan emisi bisa mencapai 4,16 juta ton per tahun dan konsumsi listrik nasional bisa tumbuh hingga 2,6 TWh per tahun.
National Project Manager Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (Entrev) Eko Adji Buwono menjelaskan konversi motor menjadi salah satu upaya strategis pemerintah.
Sebab, pertumbuhan kendaraan BBM di Indonesia saat ini mencapai 153 juta kendaraan. Sebagai kontributor utama emisi, kendaraan BBM perlu diubah menjadi kendaraan listrik untuk mengakselerasi reduksi emisi di Indonesia.
"Berbagai langkah yang sudah disiapkan oleh pemerintah perlu dukungan semua pihak. Kerja sama pentahelix menjadi hal yang penting. Keterlibatan langsung BUMN, privat sektor, industri, bahkan hingga masyarakat mampu menumbuhkan kesadaran komunal sehingga mempercepat transisi energi," kata Eko.