Luka infeksi yang menghitam pada pasien cacar monyet. Foto: Dok AFP
Media Indonesia • 1 November 2023 12:22
Garut: Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai meningkatkan kewaspadaan akan potensi penyebaran penyakit cacar monyet (monkeypox) setelah kasus itu ditemukan di Kota Bandung dan DKI Jakarta. Masyarakat yang mengalami gejala pun diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan, sejauh ini belum ditemukan kasus cacar monyet di wilayahnya. Namun, Dinkes sudah menyosialisasikan ke fasilitas kesehatan (faskes) untuk meningkatkan kewaspadaan di rumah sakit, puskesmas, klinik, dan dokter praktik mandiri.
"Fasilitas kesehatan (faskes) diminta segera melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Garut kalau ada pasien gejala seperti terpapar cacar monyet. Biasanya muncul demam dan terdapat lesi seperti cacar air, tapi memang gejala yang terjadi sepintas memang hampir sama dengan cacar biasa," katanya, Rabu, 1 November 2023.
Ia mengungkapkan, cacat monyet yang terjadi di DKI Jakarta dan Kota Bandung sepintas hampir sama dengan cacar air. Tapi ketika ada gejala tersebut harus segera diperiksa dan melacak riwayatnya sebelum menentukan. Karena, kasus cacar monyet pada umumnya dialami orang dewasa setelah melakukan aktivitas hubungan seksual.
"Cacar monyet bisa menular melalui kontak langsung, melalui darah, cairan tubuh, lesi kulit yang terinfeksi. Jika menemukan supaya langsung melaporkan ke Dinas Kesehatan agar ditindaklanjuti," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra menyebut, belum ada laporan terkait kasus dugaan cacar monyet. Menurutnya sejauh ini masih aman dan kewaspadaan sudah ditingkatkan.
"Dinkes sudah memberikan arahan terutama ke setiap faskes diminta segera melaporkan kalau ada pasien dengan gejala mengarah ke cacar monyet dan temuan itu supaya segera dilaporkan. Karena, Dinas Kesehatan nantinya menindaklanjutinya dengan melakukan penyelidikan epidemiologi dan sampai sekarang belum ada kasus yang mengarah ke sana dan mudah-mudahan tidak ada," paparnya.