Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan
Media Indonesia • 25 November 2023 13:40
Jakarta: Defisit anggaran sepanjang tahun bahkan diyakini pemerintah akan lebih rendah dari revisi proyeksi yang dilakukan tengah tahun ini.
Dengan begitu, pemerintah optimistis kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 bakal berkinerja lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Ketika kita menerbitkan lapsem (laporan semester) beberapa waktu yang lalu, outlook defisitnya adalah 2,3 persen, dengan dinamika sekarang ini, peluang defisit untuk kita lebih rendah dibandingkan dengan 2,3 persen itu memang terlihat semakin nyata," kata Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam konferensi pers APBN dilansir Media Indonesia, Sabtu, 25 November 2023.
Diketahui pada awal penyusunan APBN 2023, pemerintah mematok defisit anggaran sebesar 2,84 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun angka itu diubah saat Kemenkeu menyampaikan laporan semester keuangan negara ke DPR menjadi 2,28 persen terhadap PDB.
Dengan perkembangan ekonomi makro terkini, pemerintah meyakini defisit anggaran 2023 akan lebih rendah dari proyeksi tersebut.
Baca juga: Oktober 2023, APBN Defisit Rp700 Miliar
APBN masih berfungsi jadi peredam gejolak
Karenanya, Febrio menilai APBN masih dapat berfungsi menjadi peredam gejolak di dua bulan terakhir tahun ini.
"Ini menjadi modal bagi APBN kita untuk tetap bisa berfungsi sebagai shock absorber maupun juga penopang pertumbuhan ekonomi dan juga konsumsi masyarakat," ucap dia.
Adapun sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hingga Oktober 2023 APBN mengalami defisit Rp700 miliar, setara 0,003 persen terhadap PDB.
Defisit anggaran itu sekaligus menyudahi tren surplus anggaran yang terjadi pada tahun ini. "Postur APBN sudah mulai defisit sebesar Rp700 miliar atau 0,003 persen dari PDB. Namun dari sisi keseimbangan primer surplus Rp365,4 triliun," ujar kata Sri Mulyani Indrawati.
Defisit terjadi lantaran kinerja pendapatan negara lebih rendah dari realisasi belanja. Hingga Oktober 2023, pendapatan negara tercatat Rp2.240,1 triliun. Itu setara 90,9 persen dari target pendapatan yang dipatok APBN tahun ini. Kinerja pendapatan itu, kata Sri Mulyani, lebih tinggi 2,8 persen dari realisasi pendapatan di Oktober 2022.
Sementara realisasi belanja negara tercatat mencapai Rp2.240,8 triliun. Dana belanja itu setara 73,2 persen dari alokasi pagu anggaran belanja.
"Ini artinya belanja negara dari tahun lalu turun 4,7 persen. Oleh karena itu kita akan menjaga pelaksanaan APBN, terutama menjelang akhir dari tahun anggaran 2023," jelas Sri Mulyani.
(M Ilham Ramadhan Avisena)