Apartemen Wang Fuk Court di Hong Kong Terbakar. (Eugene Lee via SCMP)
Riza Aslam Khaeron • 27 November 2025 20:16
Jakarta: Kebakaran hebat di kompleks apartemen Wang Fuk Court, Distrik Tai Po, Hong Kong, berubah menjadi salah satu insiden di kota tersebut paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Api yang bermula pada Rabu, 26 November 2025, menjalar di gedung bertingkat dan memicu operasi pemadaman lima alarm yang mengerahkan puluhan mobil pemadam dan ambulans.
Hingga Kamis sore, otoritas setempat menyebut sedikitnya 55 orang tewas, sementara petugas masih berjuang mengevakuasi penghuni yang terjebak di antara kepulan asap dan bangunan yang tengah dibungkus perancah bambu.
Di tengah insiden ini, muncul pertanyaan, apa yang menyebabkan kebakaran ini terjadi? Berikut penjelasannya.
Perancah Bambu Diduga Mempercepat Penyebaran Api
Perancah bambu disekitar bangunan yang terbakar di Hong Kong. (Sam Tsang via SCMP)
Melansir The Guardian, penyebab pasti awal munculnya api di kompleks apartemen Wang Fuk Court hingga kini belum diumumkan secara resmi.
Namun, polisi Hong Kong menyatakan bahwa perancah bambu dan jaring konstruksi hijau yang menyelimuti menara apartemen diduga kuat menjadi faktor utama cepatnya api menjalar ke banyak unit hunian, hingga menewaskan sedikitnya 55 orang.
Saat
kebakaran terjadi, seluruh fasad gedung tengah dibungkus rangka bambu untuk pekerjaan perbaikan, sehingga api yang berkobar di satu titik dengan cepat merambat secara vertikal dan melompati lantai serta blok lain.
Perancah bambu sendiri masih lazim digunakan di Hong Kong karena lebih ringan dan murah dibanding rangka logam.
Namun, pemerintah setempat sejak Maret telah mengumumkan rencana mengurangi penggunaan bambu dan beralih ke rangka baja tahan api, termasuk mewajibkan 50 persen proyek konstruksi publik menggunakan kerangka logam, salah satunya karena catatan kecelakaan kerja yang menewaskan sedikitnya 23 orang sejak 2018.
Sejalan dengan temuan polisi, pakar keselamatan
kebakaran menilai desain perancah di Wang Fuk Court membuat api seolah mendapat “tangga” untuk merayap naik.
“Dalam pandangan saya, perancah itu menyediakan jalur bagi api untuk menyebar secara vertikal dan memicu berbagai sumber bahan bakar di rumah-rumah warga,” ujar Anwar Orabi, dosen Teknik Keselamatan Api di University of Queensland, dikutip dari Al Jazeera.
Ia menjelaskan, panas tinggi dari api dapat memecahkan kaca jendela atau masuk melalui jendela yang dibiarkan terbuka, sehingga kobaran api berubah menjadi kebakaran multilevel yang kemudian menjalar ke tujuh menara melalui radiasi panas dan bara api yang terbang tertiup angin.
Melansir South China Morning Post (SCMP), pejabat Hong Kong juga menyebut material konstruksi yang tidak sesuai standar keselamatan kebakaran sebagai faktor pemicu menyebarnya api.
Laporan menyebut jaring penutup perancah tidak memenuhi ketentuan kode
kebakaran, sementara papan Styrofoam yang sangat mudah terbakar dipasang di jendela area lift, sehingga membantu api menyebar di dalam kompleks.
Dua direktur dan satu konsultan teknik dari perusahaan konstruksi yang mengerjakan proyek tersebut telah ditahan, dan Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee Ka-chiu berjanji akan menggelar inspeksi terhadap seluruh kawasan hunian yang sedang menjalani perbaikan besar untuk memeriksa kembali keamanan perancah dan material bangunan.