Terapkan Teknologi pada Sumur Mature, Legislator: Bukti SDM PHE Andal

Ilustrasi Pertamina. Dok PHE

Terapkan Teknologi pada Sumur Mature, Legislator: Bukti SDM PHE Andal

Achmad Zulfikar Fazli • 16 December 2025 18:48

Jakarta: Upaya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menerapkan teknologi terkini dalam mengelola lapangan migas mature, mendapat respons positif. Hal itu dinilai bukti kemampuan sumber daya manusia (SDM) PHE dalam menerapkan teknologi semakin andal. 

”Ini menunjukkan SDM PHE mampu mengelola sumur-sumur mature dengan teknologi modern, mulai dari work over, perawatan sumur, hingga EOR. Ini bukti SDM PHE makin andal, matang secara teknis,” kata anggota Komisi XII, Sartono Hutomo, kepada wartawan, Selasa, 16 Desember 2025.

Sartono berharap PHE tetap berhitung dengan cermat. Pasalnya, kata dia, teknologi bukan sesuatu yang mudah.

“Tidak semua sumur bisa dipaksa menghasilkan minyak besar. Ada batas alamiahnya,” ujar dia. 

Berbagai upaya PHE, jelas Sartono, memiliki peran besar dalam menahan laju impor dan ketahanan energi. ”Tentu ada kontribusinya. Produksi lebih dari setengah juta barel per hari jelas membantu menahan laju impor dan menjaga pasokan energi nasional,” kata Sartono. 

Terkait ketahanan energi, Sartono berharap PHE tidak hanya mengandalkan sumur eksisting. Pertamina harus terus menemukan cadangan baru dan menjaga investasi teknologi. 

Sementara itu, pakar eksplorasi geofisika Institut Teknologi Bandung (ITB), Profesor Wawan Gunawan A. Kadir, mengapresiasi pendekatan komprehensif PHE terhadap sumur mature, yaitu secara konvensional dan teknologi modern.  

Menurut dia, dari lapangan-lapangan mature, sebenarnya yang bisa diambil secara alamiah hanya sekitar 35-45%. Setelah itu, rata-rata 60% membutuhkan teknologi untuk meng-improve supaya produksi sumur-sumur mature terus naik.

Melalui kedua pendekatan tersebut, Wawan yakin PHE akan terus meningkatkan produksi guna mendukung ketahanan energi. Termasuk, keyakinan mencapai target produksi minyak mentah 1 juta barel per hari pada 2030. 

“Saya termasuk yang berdoa dan punya keyakinan, kalau semua lapangan bisa terpelihara, bisa ditingkatkan produksinya, mestinya bisa tercapai. Karena dulu kita pernah di atas 1 juta,” ucap Wawan.
 

Baca Juga: 

Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Totalitas Tangani Krisis di Wilayah Bencana



Anggota Komisi VI DPR Sartono Hutomo (kiri). Dok. tangkapan layar IG Sartono Hutomo

Wawan menjelaskan sumur mature berbeda dengan sumur tua yang sudah idle dan tidak dipakai lagi. Sumur mature merupakan sumur yang tingkat kenaikan produksinya pada level hampir tidak bisa naik lagi.

Oleh karena itu, agar produksi tidak mentok, selain secara konvensional, perlu juga dilakukan implementasi teknologi modern. Teknologi tersebut harus diaplikasikan, supaya produksi sumur mature tidak berhenti pada angka tertentu, namun bisa lebih ditingkatkan. 

”Karena kalau tidak diaplikasikan itu, dia akan mentok, selesai. Terus dia akan turun produksinya. Nah. Kalau istilah teman-teman migas, mungkin dikategorikan  sudah sampai puncaknya,” jelas Wawan. 

Menurut Wawan, penerapan inovasi teknologi sekaligus membuktikan penguasaan teknologi dan pengelolaan lapangan PHE memang andal.

“Betul sekali (sangat baik), karena kompleksitasnya (teknologi tersebut) memang sangat tinggi. Jadi PHE sudah bisa me-manage supaya (tingkat produksi) lapangannya itu tidak langsung berhenti, tapi masih terus meningkat,” ujar Wawan. 

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina menegaskan komitmen dalam menjaga ketahanan energi nasional melalui pengelolaan lapangan migas mature. Dalam mengelola lapangan mature, PHE menjalankan strategi inovatif dan penerapan teknologi terkini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Achmad Zulfikar Fazli)