Bangkai kapal hasil perang Rusia-Ukraina di Laut Hitam. (EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY)
Riza Aslam Khaeron • 26 March 2025 15:31
Riyadh: Rusia dan Ukraina sepakat melakukan gencatan senjata di Laut Hitam setelah perundingan selama tiga hari di Riyadh, Arab Saudi. Kesepakatan ini diumumkan dalam pernyataan terpisah oleh Amerika Serikat pada Selasa, 25 Maret 2025, yang menengahi pembicaraan damai tanpa mempertemukan langsung delegasi Moskow dan Kyiv.
Melansir BBC pada Rabu, 26 Maret 2025, kedua pihak setuju menghentikan seluruh aktivitas militer di Laut Hitam dan mengembangkan langkah-langkah untuk menegakkan larangan menyerang infrastruktur energi satu sama lain. AS menyebut bahwa kesepakatan ini bertujuan untuk membuka kembali jalur perdagangan penting dan mendukung terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.
Namun, implementasi kesepakatan ini belum memiliki tanggal pasti. Rusia menyatakan bahwa gencatan hanya akan berlaku jika sejumlah sanksi terhadap sektor pangan dan pupuk mereka dicabut. Permintaan mencakup penghapusan larangan layanan terhadap kapal berbendera Rusia, pemulihan pasokan mesin pertanian, serta akses kembali ke sistem pembayaran SwiftPay bagi bank ekspor Rusia.
Presiden AS Donald Trump, saat ditanya tentang tuntutan tersebut, menyatakan, "Kami sedang mempertimbangkan semuanya sekarang. Kami sedang mengkajinya."
Pernyataan Gedung Putih menyebut bahwa AS akan "membantu mengembalikan akses Rusia ke pasar global untuk ekspor pertanian dan pupuk," pernyataan yang segera ditanggapi kritis oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Zelensky menilai pernyataan itu melemahkan posisi Ukraina. Ia menegaskan bahwa negaranya akan mendorong sanksi tambahan dan meminta dukungan militer lebih besar dari AS jika Rusia melanggar komitmen.
Baca Juga: Berlangsung 12 Jam, Dialog AS-Rusia soal Ukraina Berakhir Tanpa Kesepakatan |