Gara-gara Tarif Trump, AS Catat Surplus Anggaran USD27 Miliar pada Juni

Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Hu Yousong.

Gara-gara Tarif Trump, AS Catat Surplus Anggaran USD27 Miliar pada Juni

Eko Nordiansyah • 12 July 2025 19:00

Washington: Hanya seminggu setelah Presiden Donald Trump mengesahkan "Rancangan Undang-Undang yang Indah", pemerintahan kembali merayakannya. Pemerintah AS mencatat surplus anggaran untuk bulan Juni, yang sebagian besar didorong oleh kebijakan tarif agresif Trump.

Dilansir dari Investing.com, Sabtu, 12 Juli 2025, anggaran Juni 2025 mencatat surplus lebih dari USD27 miliar, surplus bulanan pertama sejak 2017. Para ekonom memperkirakan defisit sebesar USD41,5 miliar untuk bulan tersebut. 

Faktor utamanya adalah lonjakan bea cukai, yang totalnya mencapai sekitar USD27 miliar untuk bulan tersebut. Angka ini naik dari USD23 miliar pada bulan Mei dan merupakan peningkatan yang sangat besar sebesar 301 persen dibandingkan dengan Juni 2024.
 

Baca juga: 

Daftar 23 Negara yang Terancam Tarif Trump Termasuk Indonesia



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Kenaikan tarif kerek penerimaan bea cukai

Sejauh ini tahun ini, penerimaan bea cukai telah mencapai USD113 miliar, naik 86 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar peningkatan ini terkait dengan tarif impor 10 persen yang diterapkan Trump pada bulan April, di samping tarif timbal balik yang ditargetkan untuk masing-masing negara.

Meskipun angka surplus Juni menunjukkan angka yang kuat, gambaran fiskal secara keseluruhan tetap menantang. Defisit federal untuk tahun ini mencapai lebih dari USD1,34 triliun.

Pembayaran bunga utang nasional masih menjadi beban utama. Total bunga bersih mencapai USD84 miliar pada bulan Juni saja, dan USD749 miliar tahun ini, menjadikannya pengeluaran federal terbesar kedua setelah Jaminan Sosial. Pembayaran bunga diperkirakan akan mencapai USD1,2 triliun untuk tahun fiskal penuh.

Presiden Trump telah berulang kali mendesak Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk memangkas suku bunga, dengan alasan bahwa suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pembayaran utang dan "menghemat miliaran dolar."

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)