Malahayati, Sang Laksamana Perempuan Pertama di Dunia dari Aceh

Laksamana Malahayati. Dokumentasi/ Istimewa

Malahayati, Sang Laksamana Perempuan Pertama di Dunia dari Aceh

Fajri Fatmawati • 31 October 2025 15:08

Aceh: Di tengah pertempuran melawan armada Portugis di perairan Selat Malaka, sesosok perempuan dengan sorot mata penuh tekad memimpin pasukan janda para pahlawan yang gugur (Inong Balee). Dia adalah Laksamana Malahayati, laksamana perempuan pertama di dunia yang namanya harum bukan hanya karena keberaniannya di medan tempur, tetapi juga karena kecakapan diplomasinya.

Pada akhir abad ke-16, Malahayati berdiri tegak membuktikan kepemimpinan dan kepahlawanan tidak mengenal gender. Kepiawaian Malahayati tidak berhenti di ujung meriam dan rencong. Ia juga menunjukkan ketajaman politiknya dalam meja perundingan.

Atas mandat Sultan Aceh, ia memimpin negosiasi damai dengan Belanda untuk membebaskan Frederick de Houtman, seorang pelaut dan perwira Belanda yang ditawan.

Baca Juga :

Menyusuri Wisata dan Sejarah Perjuangan Pahlawan R.A Kartini di Jepara

Perundingan itu berakhir dengan kesepakatan damai yang menguntungkan Kesultanan Aceh, dimana Belanda setuju untuk membayar ganti rugi sebagai syarat pembebasan de Houtman. Kemampuan diplomasinya kembali teruji ketika ia menjadi tokoh yang menerima kedatangan James Lancaster, duta khusus Ratu Elizabeth I dari Inggris, menjadikannya simbol kekuatan dan kedaulatan Aceh di mata dunia internasional.

Lahir dan besar dalam lingkungan istana, darah pejuang telah mengalir dalam diri Malahayati sejak kecil. Ia adalah keturunan langsung dari Sultan Salahuddin Syah dan cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah. Pendidikannya di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis, yang dipimpin oleh Sang Kakek, mengasah bakat militernya. 

Di akademi prestisius inilah ia bertemu dengan calon suaminya, yang kemudian gugur dalam pertempuran melawan Portugis. Gugurnya sang suami bukanlah akhir, melainkan awal dari kebangkitannya memimpin pasukan janda Inong Balee.

Lebih dari sekadar laksamana perang, Malahayati adalah pionir yang mematahkan stigma dominasi laki-laki pada masanya. Ia membuktikan bahwa perempuan mampu memegang peran strategis di bidang pertahanan dan militer, melampaui batasan peran domestik yang lazim pada era itu. 

Keberhasilannya memimpin pasukan dan berdiplomasi menjadi inspirasi abadi, membuka jalan bagi pejuang-pejuang perempuan setelahnya seperti Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, dan Martha Christina Tiahahu, untuk turut angkat senjata.


Makam Laksamana Malahayati, laksamana perempuan pertama di dunia. Metrotvnews.com/ Fajri Fatmawati

Pada tahun 1615, sang Laksamana akhirnya berpulang setelah gugur dalam sebuah pertempuran laut. Ia dimakamkan di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Namun, warisan dan jasanya terus dikenang sepanjang masa. 

Sebagai bentuk penghormatan tertinggi, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115/TK/Tahun 2017 pada tanggal 6 November 2017. Pengakuan ini semakin diperkuat ketika UNESCO, pada tahun 2023, menetapkan hari lahirnya sebagai perayaan internasional atas usulan Indonesia.

Warisan Laksamana Malahayati hidup dan abadi dalam berbagai bentuk. Namanya diabadikan sebagai nama pelabuhan laut di Aceh, yaitu Pelabuhan Malahayati di Teluk Krueng Raya. Dunia militer juga menghormatinya dengan menamai salah satu fregat andalan TNI AL menjadi KRI Malahayati.

Dalam dunia pendidikan, terdapat Politeknik Pelayaran Malahayati di Aceh dan Universitas Malahayati di Bandar Lampung. Kisah heroiknya pun diangkat ke layar lebar dalam film 'Laksamana Malahayati' pada 2007, serta menginspirasi nama Garda Wanita Malahayati.

Laksamana Malahayati telah pergi, tetapi semangatnya tetap berkobar. Ia bukan hanya pahlawan dari Aceh, melainkan simbol kekuatan, kecerdasan, dan keteguhan hati perempuan Indonesia. Dari geladak kapal perang hingga meja diplomasi, dari abad ke-16 hingga kini, namanya tetap menerangi jalan tentang kepemimpinan sejati yang lahir dari integritas, keberanian, dan pengabdian tanpa pamrih kepada tanah air.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)