Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis Muda yang Wafat di Gunung Semeru

Sosok Soe Hok Gie. (Dokumentasi/ Mapala UI)

Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis Muda yang Wafat di Gunung Semeru

Silvana Febiari • 16 December 2025 08:12

Jakarta: Pada 16 Desember 1969, aktivis mahasiswa terkenal Indonesia, Soe Hok Gie, wafat di puncak Gunung Semeru, Jawa Timur. Soe Hok Gie disebut meninggal karena menghirup gas beracun jelang hari ulang tahunnya yang ke-27.

Melansir dari Wikipedia, Soe Hok Gie dikenal sebagai salah satu aktivis mahasiswa paling vokal di Indonesia pada era pergolakan politik 1960-an. Ia juga aktif sebagai penulis serta pendaki gunung yang mencintai alam. 

Biografi

Soe Hok Gie lahir di Jakarta pada 17 Desember 1942. Gie merupakan seorang etnis Tionghoa yang menganut Katolik Roma. Leluhurnya berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Tiongkok. Ayahnya bernama Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. 

Ia anak keempat dari lima bersaudara di keluarganya. Kakak Gie, Arief Budiman, seorang sosiolog dan dosen di Universitas Kristen Satya Wacana, juga cukup kritis dan vokal dalam politik Indonesia.
   

Aktivis Mahasiswa Ikonik

Soe Hok Gie dikenal sebagai seorang aktivis yang lantang mengkritik pemerintahan Presiden Soekarno (Orde Lama) maupun rezim awal Presiden Soeharto (Orde Baru). Ia juga seorang penulis dan salah satu pendiri organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). 

Wafat di Gunung Semeru

Sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27, Soe Hok Gie wafat saat mendaki Gunung Semeru di Jawa Timur pada 16 Desember 1969. Ia meninggal akibat menghirup gas beracun di puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis, dalam sebuah ekspedisi pendakian. 

Kematian Soe Hok Gie di gunung yang dicintainya kemudian menjadi simbol dari semangat perjuangan dan idealismenya. Ia dimakamkan di Jakarta dan hingga kini namanya tetap dikenang sebagai salah satu tokoh muda yang berani bersuara dan hidup dengan prinsip. 


Soe Hok Gie. (osc.medcom.id)

Warisan Pemikiran Gie

Walaupun hidupnya singkat, pengaruh Soe Hok Gie tetap kuat hingga saat ini. Catatan hariannya dipandang sebagai sumber penting untuk memahami dinamika politik Indonesia era 1960-an. Sosoknya bahkan diangkat ke dalam film dan berbagai karya seni lain sebagai simbol integritas, keberanian berpikir kritis, dan cinta Tanah Air.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Silvana Febiari)