Pohon Natal Kembali Menyala di Bethlehem untuk Kali Pertama Sejak Perang Gaza

Seremoni menyalakan pohon natal berlangsung di Bethlehem, Tepi Barat, 6 Desember 2025. (EPA)

Pohon Natal Kembali Menyala di Bethlehem untuk Kali Pertama Sejak Perang Gaza

Muhammad Reyhansyah • 9 December 2025 22:23

Bethlehem: Untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang Gaza, kota Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki kembali menyalakan pohon Natal raksasa di depan Gereja Kelahiran. Dalam dua tahun terakhir, seluruh perayaan publik dibatalkan di kota yang diyakini umat Kristen sebagai tempat kelahiran Yesus itu.

Keputusan untuk menghidupkan kembali tradisi Natal muncul setelah tercapainya gencatan senjata terbaru. “Dua tahun terakhir sangat sunyi; tidak ada Natal, tidak ada pekerjaan, tidak ada apa-apa,” ujar Wali Kota Bethlehem, Maher Canawati.

“Kami semua di sini hidup dari pariwisata, dan pariwisata turun hingga nol," sambungnya.

Canawati mengakui keputusan tersebut menimbulkan perdebatan, terutama karena penderitaan masih berlangsung di Gaza, termasuk bagi komunitas Kristen kecil di sana yang banyak memiliki keluarga di Bethlehem.

“Sebagian mungkin mengatakan ini tidak tepat, sebagian lagi mengatakan ini tepat,” ujarnya. “Namun dari lubuk hati, saya merasa ini yang harus dilakukan, karena Natal tidak boleh dihentikan. Ini adalah cahaya harapan bagi kami.”

Harapan Damai

Menurut laporan BBC, Selasa, 9 Desember 2025, warga lokal Kristen maupun Muslim tampak berfoto di depan pohon Natal yang dihiasi ornamen merah dan emas di Manger Square, bergabung dengan sejumlah wisatawan asing. Lampu warna-warni kembali menerangi jalanan, sementara spanduk bazar Natal dan acara anak-anak mulai bermunculan.

“Kami sangat senang melihat pohon ini dan wisatawan yang kembali ke Bethlehem,” ujar desainer perhiasan lokal, Nadya Hazboun. “Dari sinilah semuanya dimulai. Jika tahun ini Natal berjalan damai, saya berharap itu membawa pesan baik bagi dunia.”

Dua kota tetangga, Beit Jala dan Beit Sahour, juga berencana menyalakan pohon Natal dalam beberapa hari mendatang. Setelah lama sepi, beberapa hotel mulai menerima pemesanan kembali, terutama dari warga Palestina yang tinggal di Israel dan wisatawan mancanegara.

Angelica, turis asal Rusia yang sedang melakukan ziarah keduanya, mengatakan, “Saya harap banyak orang segera kembali. Sedih rasanya melihat tempat ini tanpa wisatawan. Satu-satunya hal yang baik hanyalah tidak ada antrean panjang.”

Kesulitan Ekonomi

Meski perayaan telah kembali, ekonomi Bethlehem masih terpuruk. Banyak toko suvenir kekurangan pembeli, sementara pemandu wisata tampak menganggur di depan Gereja Kelahiran yang biasanya dipenuhi turis sebelum perang.

“Orang mengira tempat ini masih berbahaya,” keluh seorang pemandu bernama Hamza. “Ini kota wisata; tanpa turis tidak ada kehidupan. Kami berharap orang-orang kembali seperti dulu—dari Eropa, Timur Tengah, Amerika, Amerika Latin, dari mana pun.”

Pengangguran melonjak sejak serangan mematikan Hamas pada Oktober 2023 yang memicu perang, menyebabkan puluhan ribu pekerja Palestina dari Tepi Barat dilarang masuk Israel. Pegawai pemerintah juga hanya menerima sebagian gaji karena pendapatan pajak yang ditahan Israel, memperburuk situasi ekonomi masyarakat.

Akibatnya, banyak keluarga Kristen merayakan Natal secara sederhana. Di tepi Manger Square, sejumlah warga mengantre membeli falafel dari kios kecil.

“Kami bersiap menyambut Natal setelah masa tersulit bagi kami sebagai orang Palestina dan sebagai umat Kristen,” kata Alaa Salameh, pemilik restoran Afteem. Ia mengungkapkan bahwa banyak keluarga bahkan kesulitan membeli falafel, makanan murah tradisional. “Umat Kristen akan mencoba merayakan, tetapi sesuai kemampuan mereka.”

Di dalam gua kecil di bawah Gereja Kelahiran, seorang perempuan menyalakan lilin di dekat bintang perak penanda lokasi kelahiran Yesus, mengikuti rombongan kecil peziarah dari India.

Dengan ketegangan regional yang masih tinggi, warga Bethlehem menyampaikan doa untuk perdamaian dan berharap wisatawan segera kembali ke kota tempat tradisi Natal diyakini bermula.

Baca juga:  Israel Kucurkan Rp13,5 Triliun untuk Ekspansi Permukiman di Tepi Barat

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)